Selasa, 14 Agustus 2018

Trump Blokir Pengiriman Jet Tempur Siluman F-35 AS ke Turki


Trump Blokir Pengiriman Jet Tempur Siluman F-35 AS ke Turki
Pesawat jet tempur siluman F-35 produksi Lockheed Martin, Amerika Serikat. Foto/Anadolu

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump setuju memblokir pengiriman pesawat jet tempur siluman F-35 buatan Lockheed Martin ke Turki. Keputusan itu ditandai dengan penandatanganan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) yang telah diamandemen.

Trump meneken amandemen UU tersebut pada Senin malam waktu setempat. Langkah itu bertentangan dengan perjanjian perdagangan dan mengabaikan hukum perdagangan internasional.

Dalam sebuah upacara di pangkalan militer Fort Drum di New York, Trump menyatakan kegembiraannya atas persetujuan cepat dari Kongres soal NDAA. "Kami akan memperkuat militer kami seperti tidak pernah terjadi sebelumnya. Dan itulah yang kami lakukan," katanya, seperti dikutip Anadolu, Selasa (14/8/2018).

Amandemen NDAA melarang penjualan F-35 ke Turki hingga Pentagon mengeluarkan laporan resmi tentang hubungan Turki-Amerika dalam 90 hari.

Laporan Pentagon itu diharapkan menjadi masukan untuk penilaian partisipasi Turki dalam program F-35. Selain itu, laporan Pentagon juga untuk memberikan penilaian tentang risiko yang akan ditimbulkan oleh pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia oleh Turki.

Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis, dalam sepucuk surat kepada Senat pada 7 Juli lalu, menentang penghapusan Turki dari program F-35. Alasannya, hal itu dapat menyebabkan gangguan dalam rantai pasokan jet tempur generasi kelima tersebut bagi militer AS dan mitranya karena Turki otomatis menghentikan pembiayaan dalam program itu jika didepak.

Sekadar diketahui, Turki telah menginvestasikan USD1,25 miliar pada fase pengembangan pesawat jet tempur kebangaan NATO itu. Beberapa perusahaan Turki telah terlibat dalam produksi, di mana perusahaan yang berpartisipasi diharapkan dapat menghasilkan laba sebesar USD12 miliar.

Turki telah berada dalam program F-35 sejak 1999. Industri pertahanan Turki telah mengambil peran aktif dalam produksi pesawat. Alp Aviation, AYESAS, Kale Aviation, Kale Pratt & Whitney, dan Turkish Aerospace Industries telah memproduksi komponen untuk jet tempur F-35 pertama.

Turki berencana untuk membeli 100 unit jet tempur F-35 pada tahun-tahun mendatang. Dari 100 pesawat, 30 unit di antaranya telah disetujui. Dua unit pesawat itu secara simbolik sudah diserahterimakan dalam sebuah upacara di Fort Worth, Texas, pada 21 Juni. Namun, untuk pengirimannya ke Ankara tetap ditahan oleh Washington.

"Turki akan mengambil tindakan hukum jika ada tindakan yang diambil untuk mencegah pengiriman," kata Mattis dalam suratnya kala itu. "Turki memiliki alternatif dan bukan negara yang dapat dengan mudah ditiadakan."

Selain Turki, AS, Inggris, Italia, Belanda, Kanada, Australia, Norwegia dan Denmark juga hadir sebagai anggota peserta program jet tempur F-35.

Pemblokiran pengiriman jet tempur canggih AS ke Turki bukan hanya karena Ankara membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia. Tindakan Turki menahan pastor Amerika, Andrew Brunson, juga menjadi alasan pihak Washington. 

Pastor itu ditahan atas tuduhan terlibat terorisme, yakni berhubungan dengan kelompok Kurdi yang dimusuhi Ankara. Pastor Brunson juga dituduh mendukung upaya kudeta militer Turki yang gagal pada tahun 2016 lalu.



Credit  sindonews.com