Selasa, 22 Mei 2018

Anwar Ibrahim Enggan Disebut Bapak Reformasi Malaysia


Anwar Ibrahim Enggan Disebut Bapak Reformasi Malaysia
Politikus Malaysia Anwar Ibrahim enggan disebut sebagai bapak reformasi, meski selama ini dia dianggap sebagai tokoh pejuang perubahan di Negeri Jiran. (Reuters/Stringer)



Jakarta, CB -- Politikus Malaysia Anwar Ibrahim enggan disebut sebagai bapak reformasi, meski selama ini dia dianggap sebagai tokoh pejuang perubahan di Negeri Jiran.

"Ada yang memang menganggap saya begitu, tapi yang terpenting adalah reformasi itu sendiri yang dilaksanakan," ucap Anwar kepada CNN Indonesia TV, Minggu (20/5) di Jakarta.

Anwar menganggap reformasi bukan titel yang bisa dibuat-buat seenaknya, tapi julukan yang datang dengan sendirinya seiring dengan perjuangan seseorang membawa perubahan bagi rakyat dan negara.



"Jadi saya tidak boleh pegang dan memonopoli titel tersebut. Itu datang dengan sendirinya," kata Anwar.


Anwar merupakan Ketua Umum Pakatan Harapan, koalisi partai oposisi yang akhirnya memimpin bangsa setelah menang pemilihan umum 9 Mei lalu, menumbangkan rezim Barisan Nasional yang memimpin sejak Malaysia merdeka enam dekade lalu.

Dalam wawancara tersebut, Ketua Umum Partai keadilan Rakyat (PKR) itu juga mengungkapkan kekaguman terhadap proses reformasi di Indonesia pada 20 tahun silam.

"Reformasi Indonesia menakjubkan dan istimewa meski masih ada kesenjangan, kemiskinan, hingga permasalahan korupsi yang agak serius," papar pria 70 tahun itu.

"Rakyat Indonesia mengharapkan suatu perubahan agar terus belaku. Yang membuat saya kagum adalah ada perubahan jelas dalam sistem pemerintahan antara masa orde baru dan pasca-reformasi," lanjutnya.

Merasa Difitnah

Pada 1998, Anwar sendiri mengalami transformasi besar dalam hidupnya. Dari orang yang digadang bakal menjadi perdana menteri, ia dipecat karena menyuarakan perubahan sistem pemerintahan.

Ia bahkan dipenjara atas tuduhan sodomi, kasus yang dianggap bermotif politik. Tak hanya di masa pemerintahan Mahathir, Anwar juga dijebloskan ke penjara atas tuduhan yang sama pada era Najib Razak, 2015 lalu.

Anwar menyebut pengampunan penuh Yang Dipertuankan Agung Raja Malaysia terhadapnya dikabulkan karena raja yakin dia telah difitnah.

"Yang Dipertuankan Agung pada kenyatannya sempat mengatakan bahwa kasus ini tak mempengaruhinya," ucap Anwar.

"Saya diampunkan dan dibersihkan karena dia yakin ada pelanggaran hukum dan kezaliman terhadap Anwar yang cukup kuat. Sebab Raja mengikuti setiap proses hukum dan pengadilan kasus ini," lanjutnya.
Anwar Enggan Disebut Bapak Reformasi, Ingin Belajar dari RI
Anwar menyebut pengampunan penuh Yang Dipertuankan Agung Raja Malaysia terhadapnya dikabulkan karena raja yakin dia telah difitnah. (Reuters/Lai Seng Sin)
Meski mengaku telah memafkan para oknum-oknum yang telah memfitnah dan memenjarakannya, Anwar menyebut dia ingin memastikan namanya bersih.

Dia ingin jaksa dan hakim yang menangani kasusnya membeberkan seluruh fakta jika dirinya benar-benar melanggar hukum.

"Tapi langkah ini bukan dimaksud untuk menghukum ketua hakim atau siapa-siapa yang terlibat dan tunduk kepada bapak Najib Razak yang mengarahkan seluruh drama ini. Saya tidak bermaksud begitu," kata dia.

"Saya hanya ingin tunjukan fakta dan undang-undang yang buktikan tanpa ragu bahwa saya telah dikhianati dan difitnah," katanya.

Yakin Najib Korupsi

Setelah mengalahkan Barisan Nasional dalam pemilu, agenda Pakatan Harapan selanjutnya adalah membersihkan pemerintahan baru dari elemen-elemen rezim terdahulu.

Selain itu, pemerintahan baru Malaysia juga tengah gencar-gencarnya menyelidiki kasus dugaan korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang menjerat eks PM Najib Razak sejak pertama kali mencuat 2015 lalu.

Anwar merasa yakin bahwa pemerintahan yang dipimpin Najib melakukan korupsi, bahkan tak hanya kasus 1MDB tapi juga di beberapa kasus lainnya.

"Soal korupsi ini sudah lama, bukan saja soal 1MDB, saya tahu bahwa ada korupsi pembelian kapal frigate, dan banyak jauh sebelum 1MDB," ucapnya.


Anwar mengatakan dia merupakan salah satu politikus yang mengungkap kasus 1MDB pertama kali di parlemen pada 2010 lalu. Namun, kata dia, parlemen saat itu membantah dan malah melindungi pemerintah.

Anwar menyebut dirinya bahkan sempat diskors selama 6 bulan dari jabatannya sebagai anggota parlemen karena mengungkap kasus itu saat berpidato di depan badan legislatif.

"Saya yang pertama kali menyuarakan kasus 1MDB pada 2010 lalu di parlemen. Saat itu, pidato saya cukup keras karena menegaskan bahwa ada pelanggaran hukum dan kekayaan aneh yang tidak mungkin dimiliki individu," kata Anwar.

"Tapi, seperti biasa pada saat itu parlemen digunakan untuk menangkis tuduhan. Saya sempat dihantung Najib selama 6 bulan meski pada akhirnya kasus ini terungkap juga."


Untuk pertama kalinya, Komisi anti-korupsi Malaysia (MACC) melayangkan panggilan kepada Najib untuk memberikan kesaksian terkait skandal 1MDB besok, Selasa (22/5).

Anwar sebelumnya memperkirakan bahwa Najib pada akhirnya akan dipenjara. Dia juga meyakini bahwa jaksa bisa menemukan bukti cukup untuk menuntut orang yang pernah menjebloskannya ke penjara itu.



Credit  cnnindonesia.com