Hal itu terlihat dalam pidato yang disampaikan Dubes
Israel untuk PBB Danny Danon dan Dubes AS untuk PBB Nikki Haley. Mereka
tidak membahas isu Palestina, dan justru hanya berfokus pada isu Iran
yang menurut mereka telah menimbulkan destabilisasi di wilayah tersebut.
Danon bahkan membacakan sejumlah tuduhan terhadap Iran,
yaitu terorisme, pelanggaran HAM, dorongan anti-Semitisme, dan rencana
pemusnahan Israel yang dianggapnya berasal dari Iran. Setelah
membeberkan tuduhan-tuduhan tersebut, Danon menjatuhkan vonis bersalah
atas Iran.
Namun, Nebenzya memperingatkan Israel dan AS tema
pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB tersebut adalah situasi di Timur
Tengah, termasuk masalah Palestina. Menurutnya, dengan tidak adanya
proses perdamaian dalam krisis Israel-Palestina, situasi yang berbahaya
akan terakumulasi yang berpotensi menghasilkan ledakan besar yang dapat
terjadi setiap saat.
"Bagaimanapun, isu ini tertulis di koran yang saya baca
di depan saya di atas meja ini, tapi pidato yang dilakukan oleh beberapa
delegasi hari ini telah membuat saya ragu. Menurut mereka, apakah kita
sedang mendiskusikan pelaksanaan rencana tindakan komprehensif P5+1
(mengenai program nuklir Iran)?" kata Nebenzya, dikutip Tass, Rabu (18/10).
"Kami juga siap membahas hal-hal ini, dan saya pikir
orang lain juga memiliki pertanyaan yang sama kepada delegasi negara
tertentu mengenai cara memenuhi ketentuan dari tindakan komprehensif
itu," tambah dia.
"Rusia secara terbuka prihatin dengan kenyataan delegasi
Israel dan AS bahkan tidak mengucapkan kata 'Palestina'. Ini
mengkhawatirkan dan menyedihkan karena kita tidak melihat adanya
kemajuan apa pun dalam isu permukiman Israel-Palestina dan, lebih dari
itu, kita di sini bahkan tidak merujuknya," ungkap Nebenzya.
"Peristiwa yang bergejolak di Timur Tengah dan Afrika
Utara, serta banyaknya ancaman dan tantangan baru seharusnya tidak
membayangi prioritas solusi masalah Palestina, untuk normalisasi jangka
panjang di kawasan ini," kata dia.
Nebenzya menyerukan upaya internasional untuk mencari
jalan keluar dari kebuntuan masalah ini dan mendesak dimulainya kembali
perundingan langsung antara Palestina dan Israel. Ia juga mengingatkan
kembali usulan Rusia untuk menjadi tuan rumah bagi pertemuan puncak para
pemimpin Israel dan Palestina.
Credit REPUBLIKA.CO.ID