Arab Saudi meminta Senegal untuk
menerjunkan tentara guna menjaga perbatasan dengan Yaman karena kelompok
pemberontak mulai mendekat. (Reuters/Stringer)
Diberitakan Reuters, Senin (4/5), keputusan ini merupakan tanggapan dari permintaan Saudi saat Presiden Senegal, Macky Sall, bertandang ke Riyadh bulan lalu.
Saat itu, kelompok pemberontak Syiah Houthi yang mendapat dukungan dari Iran mengudeta pemerintahan sah Yaman, mulai meringsek ke Aden, kota yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi. Dalam pertemuan itu, Arab Saudi meminta Senegal untuk menerjunkan tentara guna menjaga perbatasan.
"Koalisi internasional ini berupaya melindungi dan mengamankan situs suci Islam, Madinah dan Mekkah. Presiden memutuskan untuk menanggapi permintaan dengan menerjunkan 2.100 orang ke tanah suci Arab Saudi," ujar Menteri Luar Negeri Senegal, Mankeur Ndiaye, pada Senin (4/5).
Koalisi di bawah komando Arab Saudi ini bertekad untuk mengembalikan tampuk pemerintahan Yaman ke tangan presiden sah, Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang kini kabur ke Riyadh. Koalisi ini terdiri dari enam negara Arab dengan pasokan logistik dari Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.
Tak hanya Houthi, warga sipil juga dikabarkan menjadi korban serangan udara ini. Untuk itu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan pada Senin menyatakan bahwa pemerintah tengah memikirkan opsi jeda kemanusiaan di beberapa wilayah Yaman agar bantuan dapat masuk.
Sebelumnya, Senegal juga pernah menerjunkan pasukan ke Arab Saudi sebagai bagian dari koalisi Amerika Serikat saat perang antara Negara Teluk dengan Irak. Pada serangan 1991 tersebut, sekitar 92 tentara Senegal tewas dalam kecelakaan transportasi di Saudi.
Credit CNN Indonesia