Juru Bicara Kementerian Luar Negeri,
Arrmanatha Christiawan Nasir, mengatakan bahwa pemerintah berharap
hubungan kerja sama Australia dan Indonesia cepat pulih. (ANTARA
FOTO/ho/Suwandy)
"Kita harus melihat bahwa saat ini Indonesia sebagai negara yang dana pembangunannya purely datang dari bujet internal," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, setelah menggelar jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (7/5).
Kendati demikian, Indonesia menghargai bantuan yang diberikan Australia sebagai upaya peningkatan kerja sama kedua negara. "Itu merupakan hak mereka untuk memberikan, tapi Indonesia tidak meminta dana bantuan untuk pembangunan," tutur Tata.
Media Australia melansir pada periode 2013-2014, Australia mengirim dana bantuan asing sebesar AUS$581 juta atau setara Rp6 triliun untuk Indonesia. Sementara, pada periode 2014/15, Australia mengucurkan dana bantuan diperkirakan sebesar AUS$605,3 juta atau senilai Rp6,2 triliun.
Sebelumnya, Australia telah menarik Duta Besar untuk Indonesia, Paul Grigson, sebagai tanda protes atas eksekusi mati Chan dan Sukumaran.
Namun menurut Tata, pasca pasang surut hubungan ini, Indonesia tak mau berlama-lama menoleh ke belakang dan ingin menatap ke depan.
"Kita tentunya ingin sekarang melihat ke depan. Bagaimana kita bisa kembali meningkatkan kerja sama. Hubungan antara Indonesia dan Australia itu merupakan partnership yang penting. Tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga kami yakin untuk Australia juga merupakan partnership yang penting," kata Tata.
Credit CNN Indonesia