"Ada gejala-gejala tempe diakui bukan asli Indonesia."
(iStock)
CB - Tempe merupakan makanan tradisional yang sudah terkenal di Indonesia,
bahkan sudah diakui dunia. Maka itu, Peneliti mikrobiologi Indonesia,
Indrawati Gandjar, menyatakan tak akan membiarkan tempe diklaim oleh
bangsa lain.
"Tempe kedelai khas Indonesia tidak boleh diklaim dunia. Sebab, ada gejala-gejala tempe diakui bahwa itu bukan asli Indonesia, dan itu tidak bisa diterima," kata Indrawati dalam acara penganugerahaan Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) 2014, di Djakarta Theater, Jakarta, Rabu 10 Desember 2014.
Dia mengatakan, tempe telah diakui dunia akan kandungan gizinya. Sebab, tempe memiliki kandungan gizi seperti vitamin B1, vitamin B6, zat antibiotik, dan zat antioksidan.
"Tempe kedelai khas Indonesia tidak boleh diklaim dunia. Sebab, ada gejala-gejala tempe diakui bahwa itu bukan asli Indonesia, dan itu tidak bisa diterima," kata Indrawati dalam acara penganugerahaan Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) 2014, di Djakarta Theater, Jakarta, Rabu 10 Desember 2014.
Dia mengatakan, tempe telah diakui dunia akan kandungan gizinya. Sebab, tempe memiliki kandungan gizi seperti vitamin B1, vitamin B6, zat antibiotik, dan zat antioksidan.
"Tempe membantu masyarakat yang tidak berekonomi tinggi untuk mendapatkan protein dan vitamin," kata dia.
Diceritakannya, dia sudah melakukan blusukan, mencari sampel tempe dari berbagai tempat seperti warung dan pasar sejak 1961 silam. Sampel ini kemudian digunakannya untuk penelitian fungi (jamur) pada makanan tersebut.
Tujuannya, Indrawati ingin menekuni nilai gizi dari kandungan tempe. "Saya sadar ingin mengangkat makanan produk fermentasi yang nilai sosial masih rendah ini menjadi dihargai," kata dia.
Seperti yang diketahui, Indrawati adalah penerima Penghargaan Achmad Bakrie 2014. Dia menerima penghargaan di bidang sains.
Selain itu, Indrawati mengaku terkejut ketika menerima PAB 2014. "Ini merupakan kejutan luar biasa dan penghormatan. Saya berterima kasih kepada PAB untuk Negeri 2014 di bidang sains," kata dia.
Indrawati mengatakan bahwa penghargaan bagi dirinya ini juga ia tujukan kepada para ilmuwan yang berkecimpung dalam penelitian fungsi.
Diceritakannya, dia sudah melakukan blusukan, mencari sampel tempe dari berbagai tempat seperti warung dan pasar sejak 1961 silam. Sampel ini kemudian digunakannya untuk penelitian fungi (jamur) pada makanan tersebut.
Tujuannya, Indrawati ingin menekuni nilai gizi dari kandungan tempe. "Saya sadar ingin mengangkat makanan produk fermentasi yang nilai sosial masih rendah ini menjadi dihargai," kata dia.
Seperti yang diketahui, Indrawati adalah penerima Penghargaan Achmad Bakrie 2014. Dia menerima penghargaan di bidang sains.
Selain itu, Indrawati mengaku terkejut ketika menerima PAB 2014. "Ini merupakan kejutan luar biasa dan penghormatan. Saya berterima kasih kepada PAB untuk Negeri 2014 di bidang sains," kata dia.
Indrawati mengatakan bahwa penghargaan bagi dirinya ini juga ia tujukan kepada para ilmuwan yang berkecimpung dalam penelitian fungsi.
Credit VIVAnews