Selasa, 02 Desember 2014

Neraca Perdagangan Surplus $20 Juta

Associated Press
Ilustrasi: Anjungan minyak lepas pantai. Kemerosotan harga minyak dunia membuat nilai impor Indonesia mengecil, sehingga neraca perdagangan berhasil mencetak sedikit surplus.

JAKARTA (CB)—Neraca perdagangan berhasil membukukan sedikit surplus senilai $20 juta pada Oktober. Kinerja ini membaik setelah neraca September mencatat defisit $270 juta. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin, kejatuhan harga minyak dunia telah memangkas nilai impor.
BPS mengumumkan impor minyak dan gas berkurang 2% dibanding bulan sebelumnya, sehingga impor keseluruhan turun 1,4% menjadi $15,33 miliar. Dibanding angka setahun sebelumnya, impor menyusut 2,2%.

Sementara itu, pengiriman bahan mineral ke luar negeri meningkat setelah beberapa perusahaan tambang besar kembali mengekspor produknya pada September dan Oktober. Ekspor bulan Oktober secara keseluruhan beranjak naik sebesar 0,5% dari September menjadi $15,35 miliar. Bagaimanapun, angka ekspor ini masih lebih kecil 2,2% dari setahun sebelumnya.
Dari 11 ekonom yang dihubungi The Wall Street Journal, median perkiraan mereka adalah surplus $25 juta.
Surplus perdagangan pada Oktober semakin membuka kemungkinan membaiknya defisit transaksi berjalan. Pada kuartal ketiga, defisit tersebut telah menyempit menjadi $6,8 miliar setelah sempat mencapai $8,7 miliar pada kuartal kedua. Presiden Joko Widodo bulan lalu juga telah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi konsumsi dan pada akhirnya menekan impor.

Credit  indo.wsj.com