Jumat, 19 Desember 2014

Kepala Staf TNI AL Baru Harus Berani Implementasikan 'Sea Power'


Kepala Staf TNI AL Baru Harus Berani Implementasikan 'Sea Power'
HUT MARINIR - Sejumlah prajurit Marinir TNI AL saat melakukan parade pasukan pada peringatan HUT Ke-69 Korps Marinir di lapangan tembak Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Senin (17/11). HUT Korps Marinir yang dipusatkan di Surabaya itu menampilkan seluruh alutsista yang dimiliki Korps Marinir, dengan inspektur upacara KSAL Laksamana TNI Marsetio. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 


CB, JAKARTA - Sebagai jalur perdagangan dunia yang strategis, perairan Indonesia harus dijamin keamanannya. Apalagi Presiden Joko Widodo berniat menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Karena itulah posisi TNI AL menjadi sangat penting dan strategis untuk mengawasi dan melindungi setiap kapal yang melintas di jalur-jalur sekitar nusantara. Kepala staf TNI AL baru pun juga harus berani mengimplementasikan 'Sea Power'.
"Kepala staf TNI AL yang baru harus berani mengimplementasikan sea power. Memiliki kemampuan mempengaruhi state dan non state di dan dari laut," ujar Pengamat Maritim, Connie Rahakundini Bakrie dalam pernyataannya Kamis(18/12/2014).
Jika Presiden Joko Widodo konsisten dengan poros maritim dunia, kata Connie maka TNI AL akan semakin disibukkan dengan berbagai ancaman keamanan di laut. Penguatan kapasitas TNI AL menjadi konsekuensi keinginan Indonesia menjadi poros maritim dunia.
Lebih lanjut dijelaskannya, ide Presiden tersebut menjadi momentum untuk mengintegrasikan kekuatan pertahanan laut dan udara di Asean. "Tahun 2015 Indonesia akan memasuki Asean Community. Tiongkok sudah mulai buka jalur sutra maritim. Sementara Australia sejak 2004 sudah umumkan Australia Identification Maritime Zone. Padahal perairan Indonesia merupakan bagian vital dari sistem perdagangan dunia. Selama ini Indonesia hanya menjadi penonton," ujarnya.
Setidaknya menurut Connie ada lima pilar agar Indonesia dapat menjadi poros maritim. "Pertama, budaya maritim harus dibangun. Kedua, mengelola sumber daya laut. Ketiga, pembangunan infrastruktur, tol laut menjadi hal penting. Keempat, diplomasi maritim dan kelima kekuatan pertahanan maritim", ujarnya.
Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Moeldoko sempat menyatakan calon pengganti kepala staf TNI AL tersebut. "Bocorannya ada yang bintang tiga dan yang bintang dua. Yang bintang dua, biar regenerasinya bagus," katanya.
Saat ini ada perwira bintang dua TNI AL,Agus Purwoto saat ini menjabat sebagai Dirjen Kuathan Kemhan. Darodjatim saat ini sebagai Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla dan Widodo , saat ini menjabat Panglima Armada Barat yang selama ini aktif melakukan operasi menanggulangi illegal fishing dengan menenggelamkan kapal ikan asing ilegal di perairan Indonesia.


Credit TRIBUNNEWS.COM