Jumat, 19 Desember 2014

Bebaskan Sandera, Anggota TNI dan Polri dapat Penghargaan

Aksi penyanderaan berlangsung dua jam. Pelaku akhirnya tewas ditembak.

Dua anggota Kodim 0817 Gresik dan dua anggota Polres Gresik dapat penghargaan setelah menyelamatkan sandera.
 
 
  CB - Dua anggota TNI AD dari Kodim 0817 Gresik dan dua anggota polisi dari Polres Gresik mendapat penghargaan dari Panglima Kodam V Brawijaya, Mayjend TNI Eko Wiratmoko, ‎Kamis sore 18 Desember 2014.

Mereka berjasa setelah berhasil menyelamatkan ZPA (9 tahun), korban penyanderaan, Rabu 17 Desember 2014.

Kedua anggota Kodim 0817 Gresik itu yakni, Kapten ARH Suwanto dan Serma Andi Junaidi. Dua anggota Reserse Polres Gresik yakni, Aiptu Bambang Sulistyo dan Bripka Godlif Franklin.

Penghargaan diberikan langsung oleh Pangdam Eko Wiratmoko dan Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf melalui upacara khusus yang digelar di Mako Kodim 0817 Gresik.

"Kami bangga dan berterima kasih dengan yang dilakukan para prajurit ini. Mereka dengan berani menggagalkan aksi penyanderaan‎ tanpa mempedulikan keselamatan jiwanya sendiri," kata Pangdam V Brawijaya.

Panglima menyebut keberanian dan kepedulian mereka merupakan bukti sebagai prajurit dan aparat penegak hukum sejati, yang punya kepedulian terhadap kesulitan orang lain.

"Ini bukti. Sebagai prajurit, selain berani, juga harus punya kepedulian dengan kejadian yang ada di sekitarnya," kata Panglima.

Kronologi

Peristiwa penyanderaan itu terjadi Rabu pagi. Korban adalah siswa kelas empat SD Negeri Tlogo Patut. Pelaku adalah Fuad Ahmad (34 tahun), warga Mataram, Nusa Tenggara Barat. Fuad diduga depresi karena terlilit banyak utang dan kemudian menyandera seorang anak.

Saat drama penyanderaan yang berlangsung selama dua jam itu, Kapten Suwanto sempat membujuk pelaku. Di dalam ruangan kerjanya, di Kodim Gresik, pelaku masih beringas tak melepas sandera dan tetap mengarahkan pisau ke leher sandera.

Kemudian pelaku ‎memaksa tentara itu menyediakan mobil dan minta diantar ke Pelabuhan Tanjung Perak.

"Itu saya turuti, dan dia dengan curiga masih sinis dan tidak melepaskan sandera dengan ancaman pisaunya. Bahkan, handphone saya dia pinjam untuk memastikan saya tidak bisa mengontak siapa saja," ujar Kapten Suwanto.

Saat peristiwa itu tengah berlangsung, pihak Kodim 0817 sudah saling berkoordinasi dengan Polres Gresik.

Dalam perjalanan di atas mobil patroli, Kapten Suwanto diminta pelaku mengganti tujuan dari Perak menuju Malang, rumah saudara pelaku.

Di perempatan Segoromadu, pelaku meminjam ponsel Suwanto untuk menelepon saudaranya. Di saat inilah aksi heroik Kapten Suwanto berlangsung. Dia langsung menarik tangan kanan pelaku yang memegang pisau.

"Saat dia menelepon dan lengah, saya tarik tangannya dan saya jatuhkan pisaunya," katanya.

Pergumulan di ruang kemudi antara Kapten Suwanto dan pelaku pun tak terhindarkan. Di saat bersamaan, tim Buser Polres Gresik yang sudah menguntit, datang membantu. Pelaku akhirnya tewas ditembak.

Korban berhasil diselamatkan. Kapten Suwanto harus rela tangan kiri dan jari telunjuknya teriris pisau pelaku



 Credit VIVAnews