Jumat, 19 Desember 2014

Berkulit Hitam, Presiden Obama Sempat Dikira Pelayan


Berkulit Hitam, Presiden Obama Sempat Dikira Pelayan  
Pandangan stereotip terhadap kulit hitam masih terus terjadi, bahkan juga pernah dialami oleh presiden dan ibu negara Amerika Serikat. (Reuters/Yuri Gripas)
 
 
Washington, CB -- Pandangan stereotip terhadap warga kulit hitam tidak hanya menimpa masyarakat biasa di Amerika Serikat, namun ternyata juga pernah dialami oleh Presiden Barack Obama dan istrinya, Michele.

Hal ini disampaikan Obama dan Michele dalam wawancara dengan majalah People pada Rabu (17/12) saat berbicara soal peristiwa rasisme yang dialami warga kulit hitam, terutama terkait kematian Michael Brown di Ferguson dan Eric Garner di New York di tangan polisi kulit putih.

Obama tidak membantah hal tersebut adalah bentuk stereotip terhadap warga kulit hitam tumbuh subur di Amerika Serikat.

"Tidak ada orang kulit hitam seusia saya yang sudah menjadi pekerja professional, ketika keluar dari restoran untuk menunggu mobil, yang tidak diberikan kunci mobil oleh pengunjung restoran," kata Obama pada People, merujuk pada pengalaman warga kulit hitam yang sering dikira sebagai petugas vallet.

Obama mengatakan bahwa sikap rasisme mulai terkikis di AS belakangan ini, namun dia tidak menyangkal bahwa hal itu masih terjadi dan bahkan juga pernah dialaminya.

Michelle menceritakan, Obama pernah dikira sebagai pelayan.

"Saat itu suami saya mengenakan tuksedo dan dasi hitam dalam sebuah jamuan makan malam, lalu seseorang memintanya untuk mengambilkan kopi," kata Michelle.

Tidak hanya Obama, Michelle juga mengaku pernah mengalaminya, bahkan saat dia sudah menjadi Ibu Negara.

"Saya ceritakan, bahkan saat saya sudah menjadi ibu negara, dalam sebuah perjalanan yang menyenangkan dan dipublikasikan, saya mengunjungi supermarket Target, tidak dalam penyamaran, satu-satunya orang yang mendatangi saya adalah seorang wanita yang meminta bantuan untuk mengambilkan sesuatu di rak," ujar Michelle.

"Karena dia melihat saya bukan sebagai ibu negara, tapi sebagai seseorang yang bisa membantu dia. Hal-hal seperti itu kadang terjadi dalam kehidupan, bukan sesuatu yang baru," lanjut Michelle.

Dalam wawancara selama 30 menit itu, Obama mengatakan bahwa penderitaan warga kulit hitam saat ini masih jauh lebih ringan ketimbang di masa lalu di Amerika. Namun dia tidak memungkiri bahwa sikap rasisme bisa memicu kembali kasus-kasus Brown atau Garner yang lain.

"Saya sempat dikira pelayan saat makan malam adalah hal lain. Namun jika putra saya disangka perampok dan diborgol, atau lebih parah lagi, dan ini terjadi saat dia hanya berjalan di jalanan dan berpakaian seperti remaja pada umumnya, maka ini hal yang berbeda," tegas Obama.


Credit CNN Indonesia