BEIJING
- China merilis pesan video Tahun Baru Imlek untuk Taiwan yang
menyandingkan adegan kehidupan sehari-hari di pulau yang diperintah
sendiri itu dengan manuver pesawat jet tempur dan pesawat pembom Tentara
Pembebasan Rakyat (PLA).
Video itu berjudul My Fighting Eagles Fly Around Formosa. Formosa adalah nama lama untuk Taiwan.
Video dirilis di media sosial oleh PLA Airborne Corps Airborne pada hari Minggu dengan pesan tertulis yang mengatakan itu untuk merayakan tahun baru, yang jatuh pada hari Selasa (5/2/2019).
Video itu berjudul My Fighting Eagles Fly Around Formosa. Formosa adalah nama lama untuk Taiwan.
Video dirilis di media sosial oleh PLA Airborne Corps Airborne pada hari Minggu dengan pesan tertulis yang mengatakan itu untuk merayakan tahun baru, yang jatuh pada hari Selasa (5/2/2019).
Tayangan
propaganda berdurasi 3,5 menit yang dirilis di Weibo meninggalkan
sedikit imajinasi karena melapiskan lencana resmi Angkatan Udara PLA
melawan tembakan pencakar langit ikonik Taiwan, Taipei 101, yang pernah
menjadi gedung tertinggi di dunia.
Meski menampilkan manuver pesawat pembom H-6 dan jet tempur siluman J-20, pesan video itu berbicara tentang penyatuan kembali dan persaudaraan. Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang membangkang dan telah mengancam akan menyatukan kembali dengan China, termasuk dengan cara kekerasan.
Lirik lagu yang menyertai tayangan video menyerukan; "Saudara dan saudari dari Taiwan untuk kembali (dan) bersatu kembali".
"Elang tempurku terbang di sekitar Taiwan, ingatan nostalgia dari tanah air dengan lembut memanggilmu untuk kembali," lanjut lirik lagu tersebut.
Selain memajang gambar Taipei 101, video propaganda itu juga menampilkan cuplikan lokasi terkenal lainnya yang ada di Taiwan, seperti Danau Sun Moon dan Gunung Ali.
Beijing telah mengambil garis keras terhadap Taipei sejak Tsai Ing-wen terpilih sebagai presiden pulau itu pada 2016. Tsai menolak untuk mendukung pandangan Beijing bahwa Taiwan yang demokratis adalah provinsi China.
Sebagai tanggapan, PLA telah meningkatkan latihan militernya di udara dan di perairan di dekat Taiwan. Selain itu, PLA juga menggelar latihan perang di sisi daratan Selat Taiwan.
Kementerian pertahanan di Taipei menanggapi video PLA dengan merilis video berdurasi 90 detik, berjudul Freedom Is Not Free, pada hari Senin di Facebook.
Meski menampilkan manuver pesawat pembom H-6 dan jet tempur siluman J-20, pesan video itu berbicara tentang penyatuan kembali dan persaudaraan. Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang membangkang dan telah mengancam akan menyatukan kembali dengan China, termasuk dengan cara kekerasan.
Lirik lagu yang menyertai tayangan video menyerukan; "Saudara dan saudari dari Taiwan untuk kembali (dan) bersatu kembali".
"Elang tempurku terbang di sekitar Taiwan, ingatan nostalgia dari tanah air dengan lembut memanggilmu untuk kembali," lanjut lirik lagu tersebut.
Selain memajang gambar Taipei 101, video propaganda itu juga menampilkan cuplikan lokasi terkenal lainnya yang ada di Taiwan, seperti Danau Sun Moon dan Gunung Ali.
Beijing telah mengambil garis keras terhadap Taipei sejak Tsai Ing-wen terpilih sebagai presiden pulau itu pada 2016. Tsai menolak untuk mendukung pandangan Beijing bahwa Taiwan yang demokratis adalah provinsi China.
Sebagai tanggapan, PLA telah meningkatkan latihan militernya di udara dan di perairan di dekat Taiwan. Selain itu, PLA juga menggelar latihan perang di sisi daratan Selat Taiwan.
Kementerian pertahanan di Taipei menanggapi video PLA dengan merilis video berdurasi 90 detik, berjudul Freedom Is Not Free, pada hari Senin di Facebook.
Video
balasan dari Taipei itu mencakup gambar kekuatan militer Taiwan seperti
peluncuran rudal dan latihan perang yang melibatkan Angkatan Darat,
Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Pesan yang disampaikan menyatakan
bahwa militer Taiwan selalu siap untuk pertempuran, bahkan selama
liburan Tahun Baru Imlek.
Dewan Urusan Daratan Taiwan mengutuk Beijing karena menggunakan film propaganda untuk membangkitkan perasaan tidak enak di selat itu.
"Pendekatan ini bertujuan menyatukan kembali Taiwan dengan kekuatan dan hanya akan menghasilkan hasil yang kontraproduktif karena Taiwan akan merasa jijik dan tidak menyenangkan," katanya, dikutip South China Morning Post.
Dewan Urusan Daratan Taiwan mengutuk Beijing karena menggunakan film propaganda untuk membangkitkan perasaan tidak enak di selat itu.
"Pendekatan ini bertujuan menyatukan kembali Taiwan dengan kekuatan dan hanya akan menghasilkan hasil yang kontraproduktif karena Taiwan akan merasa jijik dan tidak menyenangkan," katanya, dikutip South China Morning Post.
Credit sindonews.com