MOSKOW - Amerika Serikat
(AS) harus disalahkan atas terorisme, perang, dan ketidakstabilan yang
mengganggu Timur Tengah. Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Menurut Lavrov kebijakan Barat yang berat telah menyebabkan berbagai krisis regional. Karenanya, Rusia berkomitmen untuk mengedepankan proses dialog damai guna membantu menyelesaikan masalah Timur Tengah.
"Timur Tengah, yang telah mengalami periode ujian berat, masih memegang tempat utama dalam agenda global," kata Lavrov dalam pernyataan yang dibacakan oleh Utusan Presiden Rusia untuk Timur Tengah dan Afrika dan Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov.
Menurut Lavrov kebijakan Barat yang berat telah menyebabkan berbagai krisis regional. Karenanya, Rusia berkomitmen untuk mengedepankan proses dialog damai guna membantu menyelesaikan masalah Timur Tengah.
"Timur Tengah, yang telah mengalami periode ujian berat, masih memegang tempat utama dalam agenda global," kata Lavrov dalam pernyataan yang dibacakan oleh Utusan Presiden Rusia untuk Timur Tengah dan Afrika dan Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov.
"Baik
masa depan pemerintah kawasan, keamanan internasional dan stabilitas
bergantung pada bagaimana situasi akan berkembang di sana," sambung
Bogdanov seperti dilansir dari Newsweek, Rabu (20/2/2019).
Pesan itu juga mengkritik metode rekayasa geopolitik, upaya memaksakan model pembangunan dan nilai-nilai asing pada orang-orang di Timur Tengah dan Afrika Utara, terutama melalui penggunaan kekuatan. Menurut Lavrov, cara-cara ini telah menyebabkan melemahnya atau runtuhnya sebuah negara dan gelombang terorisme internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya di sejumlah negara.
"Selain itu, (cara cara seperti itu) telah menyebabkan krisis migrasi besar-besaran, mengganggu stabilitas keseimbangan etno-confessional yang telah terkonsolidasi selama berabad-abad," pernyataan itu melanjutkan.
Pesan itu juga mengkritik metode rekayasa geopolitik, upaya memaksakan model pembangunan dan nilai-nilai asing pada orang-orang di Timur Tengah dan Afrika Utara, terutama melalui penggunaan kekuatan. Menurut Lavrov, cara-cara ini telah menyebabkan melemahnya atau runtuhnya sebuah negara dan gelombang terorisme internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya di sejumlah negara.
"Selain itu, (cara cara seperti itu) telah menyebabkan krisis migrasi besar-besaran, mengganggu stabilitas keseimbangan etno-confessional yang telah terkonsolidasi selama berabad-abad," pernyataan itu melanjutkan.
Moskow
secara konsisten kritis terhadap AS dan keterlibatan Barat di Timur
Tengah, khususnya dalam perang saudara yang sedang berlangsung di
Suriah. Sementara Rusia telah mendukung Presiden Bashar al-Assad, sekutu
barat mengecam sang diktator dan menawarkan dukungan diplomatik,
keuangan, dan militer kepada pemberontak yang berjuang untuk
menggulingkannya.
Credit sindonews.com