CB, Jakarta - Komandan militer India di wilayah Kashmir
mengatakan agen intelijen Pakistan (ISIS) terlibat dalam serangan pekan
lalu pada konvoi keamanan yang diklaim oleh kelompok militan yang
bermarkas di Pakistan.
Setidaknya 40 pria paramiliter tewas dalam pemboman mobil bunuh diri di jalan Kashmir pada hari Kamis. Kelompok militan Jaish-e-Mohammad (JeM) yang berbasis di Pakistan mengaku bertanggung jawab.
Dikutip dari Reuters, 19 Februari 2019, India menuduh Pakistan berada di balik serangan itu dan ketegangan meningkat antara dua negara yang memiliki senjata nuklir.
Pakistan mengutuk pemboman itu dan membantah terlibat. Pada hari Selasa Pakistan meminta PBB untuk campur tangan, mengingat situasi keamanan yang memburuk.
Polisi berjaga di jalan selama jam malam di Jammu, Kashmir, 17 Februari 2019.[REUTERS/Mukesh Gupta]
Letnan Jenderal K.J.S. Dhillon mengatakan bahwa para pemimpin di balik serangan itu sedang dilacak, dan itu telah diatur dari sisi perbatasan Pakistan.
"Itu dikendalikan dari seberang oleh ISI dan komandan Pakistan dan JeM," katanya.
Namun Dhillon tidak memberikan bukti atas tuduhannya.Dia mengatakan dia tidak bisa lebih spesifik tentang penyelidikan ledakan dan dugaan peran badan intelijen militer Pakistan, kecuali untuk mencatat hubungan dekatnya dengan Jaish.
"JeM adalah anak dari tentara Pakistan, dan ISI. Serangan itu didalangi oleh Pakistan, ISI dan JeM," katanya di Srinagar.
Seorang prajurit Angkatan Darat India membawa peluncur roket di dekat lokasi pertempuran senjata antara militan dan pasukan keamanan India di desa Pinglan di distrik Pulwama, Kashmir selatan, 18 Februari 2019. [REUTERS / Younis Khaliq]
Pakistan menuntut India melakukan penyelidikan terbuka dan kredibel atas serangan itu untuk mendukung klaimnya.
"Mengaitkannya dengan Pakistan bahkan sebelum investigasi adalah tidak masuk akal," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi dalam suratnya kepada Sekretaris Jenderal AS Antonio Guterres yang meminta keterlibatan AS untuk mengurangi ketegangan.
"Dengan perasaan mendesak saya menarik perhatian Anda pada situasi keamanan yang memburuk di wilayah kami akibat ancaman penggunaan kekuatan terhadap Pakistan oleh India," katanya.
Perdana Menteri India Narendra Modi telah menjanjikan tanggapan keras terhadap serangan yang telah menyebabkan kemarahan di seluruh negeri.India telah lama menyalahkan Pakistan atas pemberontakan hampir 30 tahun di Jammu dan Kashmir, satu-satunya negara mayoritas Muslim, namun Pakistan mengatakan hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik kepada rakyat Kashmir dalam perjuangan mereka untuk menentukan nasib sendiri.
Setidaknya 40 pria paramiliter tewas dalam pemboman mobil bunuh diri di jalan Kashmir pada hari Kamis. Kelompok militan Jaish-e-Mohammad (JeM) yang berbasis di Pakistan mengaku bertanggung jawab.
Dikutip dari Reuters, 19 Februari 2019, India menuduh Pakistan berada di balik serangan itu dan ketegangan meningkat antara dua negara yang memiliki senjata nuklir.
Pakistan mengutuk pemboman itu dan membantah terlibat. Pada hari Selasa Pakistan meminta PBB untuk campur tangan, mengingat situasi keamanan yang memburuk.
Polisi berjaga di jalan selama jam malam di Jammu, Kashmir, 17 Februari 2019.[REUTERS/Mukesh Gupta]
Letnan Jenderal K.J.S. Dhillon mengatakan bahwa para pemimpin di balik serangan itu sedang dilacak, dan itu telah diatur dari sisi perbatasan Pakistan.
"Itu dikendalikan dari seberang oleh ISI dan komandan Pakistan dan JeM," katanya.
Namun Dhillon tidak memberikan bukti atas tuduhannya.Dia mengatakan dia tidak bisa lebih spesifik tentang penyelidikan ledakan dan dugaan peran badan intelijen militer Pakistan, kecuali untuk mencatat hubungan dekatnya dengan Jaish.
"JeM adalah anak dari tentara Pakistan, dan ISI. Serangan itu didalangi oleh Pakistan, ISI dan JeM," katanya di Srinagar.
Seorang prajurit Angkatan Darat India membawa peluncur roket di dekat lokasi pertempuran senjata antara militan dan pasukan keamanan India di desa Pinglan di distrik Pulwama, Kashmir selatan, 18 Februari 2019. [REUTERS / Younis Khaliq]
Pakistan menuntut India melakukan penyelidikan terbuka dan kredibel atas serangan itu untuk mendukung klaimnya.
"Mengaitkannya dengan Pakistan bahkan sebelum investigasi adalah tidak masuk akal," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi dalam suratnya kepada Sekretaris Jenderal AS Antonio Guterres yang meminta keterlibatan AS untuk mengurangi ketegangan.
"Dengan perasaan mendesak saya menarik perhatian Anda pada situasi keamanan yang memburuk di wilayah kami akibat ancaman penggunaan kekuatan terhadap Pakistan oleh India," katanya.
Perdana Menteri India Narendra Modi telah menjanjikan tanggapan keras terhadap serangan yang telah menyebabkan kemarahan di seluruh negeri.India telah lama menyalahkan Pakistan atas pemberontakan hampir 30 tahun di Jammu dan Kashmir, satu-satunya negara mayoritas Muslim, namun Pakistan mengatakan hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik kepada rakyat Kashmir dalam perjuangan mereka untuk menentukan nasib sendiri.
Credit tempo.co