Ilustrasi penyanderaan WNI yang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf. (Foto: Istockphoto/cyano66)
Jakarta, CB -- Kelompok teroris Abu Sayyaf diketahui
menyandera tiga orang nelayan, dua berasal dari Indonesia dan satu dari
Malaysia. Kelompok itu telah membuat video amatir berisi ancaman yang
lantas beredar luas.
Tiga orang itu adalah Heri Ardiansyah (19) dan Hariadin (45), serta Jari Abdulla (24) yang merupakan warga negara Malaysia. Ketiganya bekerja sebagai nelayan kapal pukat yang sedang berlabuh di Sandakan, Sabah, berdekatan dengan kawasan Kepulauan Tawi-tawi di Filipina.
Video tersebut menarik perhatian seorang aktivis Wakatobi, Dariono yang meminta pemerintah pusat secepatnya mengambil tindakan mediasi terkait penyanderaan itu.
Ia mengungkapkan bahwa tayangan video itu menampilkan kedua sandera asal Indonesia yang mulutnya ditutup dengan lakban, juga kedua mata ditutup dan tubuh terikat kain hitam. Lima orang yang mengenakan seragam bersenjata lengkap tanpa mengelilingi mereka.
Tiga orang itu adalah Heri Ardiansyah (19) dan Hariadin (45), serta Jari Abdulla (24) yang merupakan warga negara Malaysia. Ketiganya bekerja sebagai nelayan kapal pukat yang sedang berlabuh di Sandakan, Sabah, berdekatan dengan kawasan Kepulauan Tawi-tawi di Filipina.
Video tersebut menarik perhatian seorang aktivis Wakatobi, Dariono yang meminta pemerintah pusat secepatnya mengambil tindakan mediasi terkait penyanderaan itu.
Ia mengungkapkan bahwa tayangan video itu menampilkan kedua sandera asal Indonesia yang mulutnya ditutup dengan lakban, juga kedua mata ditutup dan tubuh terikat kain hitam. Lima orang yang mengenakan seragam bersenjata lengkap tanpa mengelilingi mereka.
"Saya adalah Warga Negara Indonesia, pekerjaan saya nelayan di
Sabah, Sandakan. Saya kena tangkap oleh Abu Sayyaf di Laut Sandakan.
Saya minta perhatian pemerintah Republik Indonesia, terutama Presiden
dan Bapak Dadang yang mengurus," ujar seorang sandera dalam video.
Menanggapi video terkait, Kementerian Luar Negeri RI memberikan sejumlah konfirmasi pada Rabu (20/2) malam. Mereka menyatakan telah menerima laporan penculikan itu, serta telah menghubungi keluarga sandera sembari terus melakukan upaya-upaya pembebasan.
"Kedua orang yang muncul di video adalah WNI asal Wakatobi, Sulawasi Tenggara, atas nama Hariadin dan Heri Ardiansyah. Keduanya diculk kelompok bersenjata Filipina Selatan saat bekerja menangkap ikan di perairan Sandakan, Sabah, Malaysia pada 5 Desember 2018 bersama satu orang warga negara Malaysia," kata pihak Kemenlu dalam pesan yang diterima CNNIndonesia.com.
Kemenlu mengungkapkan, pihaknya terus berkomunikasi dengan keluarga kedua WNI di Wakatobi untuk menyampaikan perkembangan upaya pembebasan.
Menanggapi video terkait, Kementerian Luar Negeri RI memberikan sejumlah konfirmasi pada Rabu (20/2) malam. Mereka menyatakan telah menerima laporan penculikan itu, serta telah menghubungi keluarga sandera sembari terus melakukan upaya-upaya pembebasan.
"Kedua orang yang muncul di video adalah WNI asal Wakatobi, Sulawasi Tenggara, atas nama Hariadin dan Heri Ardiansyah. Keduanya diculk kelompok bersenjata Filipina Selatan saat bekerja menangkap ikan di perairan Sandakan, Sabah, Malaysia pada 5 Desember 2018 bersama satu orang warga negara Malaysia," kata pihak Kemenlu dalam pesan yang diterima CNNIndonesia.com.
Kemenlu mengungkapkan, pihaknya terus berkomunikasi dengan keluarga kedua WNI di Wakatobi untuk menyampaikan perkembangan upaya pembebasan.
"Kasus ini adalah penculikan ke-11 yang dilakukan terhadap WNI di
perairan Sabah, Malaysia, oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan,"
ujarnya.
Terkait video yang beredar, disebutkan bahwa kelompok Abu Sayyaf selalu melakukan hal serupa untuk memberi tekanan. "Video semacam ini selalu disebarkan oleh penyandera dalam setiap kasus penyanderaan, untuk menekan keluarga," katanya.
Terkait video yang beredar, disebutkan bahwa kelompok Abu Sayyaf selalu melakukan hal serupa untuk memberi tekanan. "Video semacam ini selalu disebarkan oleh penyandera dalam setiap kasus penyanderaan, untuk menekan keluarga," katanya.
Credit cnnindonesia.com