ISTANBUL
- Presiden Recep Tayyip Erdogan menuduh negara-negara Barat sekutu
Turki mempersenjatai teroris yang membunuh para warga Muslim di seluruh
dunia. Namun, dia tidak menyebut nama negara Barat yang dia maksud.
"Mereka yang memberikan senjata kepada teroris dengan tangan berlumur darah menciptakan rintangan yang tidak terbayangkan ketika Turki berusaha untuk membeli senjata yang sama. Dari Daesh (ISIS), PKK hingga al-Qaeda dan al-Shabaab, semua organisasi teror yang menumpahkan darah umat Islam memiliki senjata Barat di tangan mereka," kata Erdogan di Istanbul saat upacara uji coba peluncuran kapal pada hari Sabtu.
"Para pembunuh, PYD/YPG, yang melakukan pembersihan etnis di Suriah utara, memiliki roket, bom, dan amunisi (dari) sekutu kami. Menghadapi pemandangan seperti itu, Turki tidak bisa menunggu dengan tangan terikat atau mendelegasikan keamanan nasionalnya kepada negara lain," ujarnya, dikutip Hurriyet Daily News, Minggu (10/2/2019).
"Mereka yang memberikan senjata kepada teroris dengan tangan berlumur darah menciptakan rintangan yang tidak terbayangkan ketika Turki berusaha untuk membeli senjata yang sama. Dari Daesh (ISIS), PKK hingga al-Qaeda dan al-Shabaab, semua organisasi teror yang menumpahkan darah umat Islam memiliki senjata Barat di tangan mereka," kata Erdogan di Istanbul saat upacara uji coba peluncuran kapal pada hari Sabtu.
"Para pembunuh, PYD/YPG, yang melakukan pembersihan etnis di Suriah utara, memiliki roket, bom, dan amunisi (dari) sekutu kami. Menghadapi pemandangan seperti itu, Turki tidak bisa menunggu dengan tangan terikat atau mendelegasikan keamanan nasionalnya kepada negara lain," ujarnya, dikutip Hurriyet Daily News, Minggu (10/2/2019).
Erdogan
telah memberi isyarat pada awal bulan ini bahwa operasi lintas batas
terhadap YPG Kurdi akan segera terjadi. Sejak 2016, Ankara telah
melakukan dua operasi militer serupa di Suriah utara dengan bantuan
anggota Tentara Pembebasan Suriah (FSA).
Operasi militer Turki di Suriah telah ditunda untuk saat ini. Penundaan itu dilakukan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan akan menarik semua pasukan AS dari Suriah.
Turki telah menjelaskan bahwa mereka tidak akan pernah mentoleransi kehadiran YPG Kurdi di perbatasannya, bahkan jika kelompok itu mencapai kesepakatan dengan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mempertahankan kendali wilayah timur Sungai Eufrat.
Erdogan juga mengatakan kemampuan militer Turki akan membantu upaya untuk mengakhiri perang di Suriah, serta dalam perang anti-teror lainnya.
"Selama tiga tahun terakhir, kami telah mencetak banyak keberhasilan besar melawan kelompok-kelompok teror, terutama (terhadap) Daesh dan PKK, yang menargetkan kehidupan warga kami dan mencoba untuk memecah belah negara kami," katanya.
Operasi militer Turki di Suriah telah ditunda untuk saat ini. Penundaan itu dilakukan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan akan menarik semua pasukan AS dari Suriah.
Turki telah menjelaskan bahwa mereka tidak akan pernah mentoleransi kehadiran YPG Kurdi di perbatasannya, bahkan jika kelompok itu mencapai kesepakatan dengan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mempertahankan kendali wilayah timur Sungai Eufrat.
Erdogan juga mengatakan kemampuan militer Turki akan membantu upaya untuk mengakhiri perang di Suriah, serta dalam perang anti-teror lainnya.
"Selama tiga tahun terakhir, kami telah mencetak banyak keberhasilan besar melawan kelompok-kelompok teror, terutama (terhadap) Daesh dan PKK, yang menargetkan kehidupan warga kami dan mencoba untuk memecah belah negara kami," katanya.
Credit sindonews.com