BEIJING - Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan penangguhan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah (INF) dengan Rusia dalam beberapa hari mendatang. Langkah itu dilakukan setelah pembicaraan bilateral kedua negara gagal mencapai kemajuan.
"Rusia masih belum mengakui bahwa mereka melanggar perjanjian itu," kata Wakil Menteri AS untuk Kontrol Senjata dan Keamanan Internasional, Andrea Thompson, dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Kamis (31/1/2019).
Namun Thompson menambahkan bahwa diplomasi tidak pernah dilakukan dan dia mengantisipasi lebih banyak diskusi.
"Rusia masih belum mengakui bahwa mereka melanggar perjanjian itu," kata Wakil Menteri AS untuk Kontrol Senjata dan Keamanan Internasional, Andrea Thompson, dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Kamis (31/1/2019).
Namun Thompson menambahkan bahwa diplomasi tidak pernah dilakukan dan dia mengantisipasi lebih banyak diskusi.
Ditandatangani
pada tahun 1987, Perjanjian INF melarang rudal berbasis darat dengan
jangkauan antara 500 km dan 5.500 km - banyak di antaranya telah
dikerahkan oleh kedua sisi saat Perang Dingin pada waktu itu.
Selama beberapa tahun terakhir, AS menuding Rusia telah melanggar INF dengan membangun rudal yang dilarang. Namun Moskow membantah tuduhan itu dan pada gilirannya menuduh AS yang tidak patuh, dengan alasan bahwa mereka dapat mengubah situs pertahanan rudal di Eropa Timur menjadi peluncur jarak menengah yang ofensif.
Selama beberapa tahun terakhir, AS menuding Rusia telah melanggar INF dengan membangun rudal yang dilarang. Namun Moskow membantah tuduhan itu dan pada gilirannya menuduh AS yang tidak patuh, dengan alasan bahwa mereka dapat mengubah situs pertahanan rudal di Eropa Timur menjadi peluncur jarak menengah yang ofensif.
Washington
menuntut agar Rusia menghancurkan rudal yang dianggap sebagai bentuk
pelanggaran terhadap perjanjian itu. Rudal yang dimaksud adalah rudal
jelajah 9M729 atau oleh NATO dinamai SSC-8. Namun tuntutan itu menurut Moskow tidak dapat diterima.
Credit sindonews.com