Selasa, 12 Februari 2019

Ada Agen Mossad Israel di Program Nuklir Iran


Ada Agen Mossad Israel di Program Nuklir Iran
Pakar atom Iran saat menginspeksi fasilitas di situs Natanz, Iran. Foto/REUTERS/File Photo

 

LONDON - Seorang ilmuwan nuklir Iran diam-diam bekerja untuk dinas intelijen Israel, Mossad. Ilmuwan itu telah diselundupkan ke Inggris karena khawatir ketahuan dan ditangkap aparat rezim Teheran.

Penyelundupan sang ilmuwan merupakan operasi bersama yang melibatkan Mossad, CIA Amerika Serikat dan MI6 Inggris. The Sunday Express melaporkan, operasi penyelundupan itu memanfaatkan krisis migran yang berlangsung sekitar Desember 2018 hingga Tahun Baru 2019 lalu.

MI6 dan CIA telah mengorek informasi tentang program nuklir Iran dan rencana masa depannya dari ilmuwan tersebut. Setelah itu, sang ilmuwan diterbangkan ke Amerika Serikat demi keselamatannya.

Nama ilmuwan itu dirahasiakan, namun The Sunday Express menyebut usianya sekitar 47 tahun. Dia adalah aset Mossad selama bertahun-tahun dan telah membantu merencanakan pembunuhan terhadap Mostafa Ahmadi Roshan tahun 2012. Roshan adalah seorang ilmuwan dan direktur nuklir di fasilitas pengayaan uranium Natanz, Iran.

Mossad tentu saja telah mengorek banyak informasi darinya sebelum dia diselundupkan ke Inggris.

"Ini bukan tanpa tantangan. Ketidakhadirannya dicatat dengan cepat, dan kami diberi tahu bahwa unit khusus Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) telah dikirim," kata seoran sumber Inggris yang mengetahui operasi penyelundupan tersebut kepada The Sunday Express, 10 Februari.

Inggris, kata sumber itu, tidak ingin terlihat membantu ilmuwan nuklir Iran yang berkhianat itu, karena masih menandatangani kesepakatan nuklir Iran 2015. Sebelum masuk Inggris, ilmuwan itu masuk ke Prancis.

"Kami tidak bisa sekadar menerbangkannya. Meskipun tidak biasa, itu ditentukan melalui penyusupan ke dalam sekelompok rekan migran yang bersiap untuk menyeberangi Selat dengan kapal," kata sumber tersebut.

Dia bergabung dengan 11 migran lain naik kapal yang mendarat di sebuah pantai sekitar 30 mil dari Dover pada 31 Desember 2018.

“Untuk bagian kami, kami diyakinkan selama wawancara bahwa Iran tampaknya berpegang teguh pada persyaratan JCPOA. Ini kabar baik," imbuh sumber itu. JCPOA adalah singkatan dari Joint Comprehensive Plan of Action, nama resmi perjanjian nuklir 2015 antara Iran dengan enam kekuatan dunia (Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China). 





Credit  sindonews.com