Jumat, 23 September 2016

Dugaan MH370 terbakar sebelum hilang dibantah


Keping pesawat    
Keping pesawat yang mungkin berasal dari MH370 yang sempat diduga terkena api. 
 
Pihak berwenang Australia meragukan teori yang mengatakan pesawat Malaysia Airlines MH370 mungkin terbakar sebelum hilang.
Awal bulan ini ditemukan keping-keping yang memperlihatkan bekas kebakaran di Madagaskar namun belum ada bukti berasal dari MH370.
Ditambahkan bahwa noda-noda hitam yang tampak seperti bekas kebakaran disebabkan oleh zat resin di puing dan bukan akibat kebakaran.

gibson  
 Lima puing terbaru di Madagaskar ditemukan oleh Blaine Gibson, yang sebelumnyajuga menemukan bagian lain pesawat. 
 
MH370 hilang dengan membawa 239 penumpang dan awak dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014.
Diperkirakan pesawat tersebut jatuh di kawasan Samudra Hindia setelah melenceng dari jalur penerbangan semestinya.
Lima keping terbaru di Madagaskar ditemukan oleh ahli pencari puing, Blaine Gibson, yang sebelumnya juga menemukan bagian lain dari pesawat.
Awalnya, temuan di Sainte Luce di Madagaskar tenggara itu diharapkan bisa memberi informasi lebih banyak tentang yang terjadi atas MH370, jika memang terbukti berasal dari pesawat bersangkutan.

MH370    
Upaya pencarian MH370 mungkin akan dihentikan akhir tahun ini. 
 
Namun Menteri Perhubungan Australia, Darren Chester, menegaskan Kamis (22/09) bahwa bertentangan dengan spekulasi sebelumnya, 'tidak ada bukti bahwa keping itu terbakar atau terkena panas'.
Memang ada tiga noda di salah satu keping yang bau terbakar namun agaknya disebabkan oleh 'pemanasan lokal'.
Australia memimpin upaya pencarian MH370 dengan mengerahkan pesawat tanpa awak maupun peralatan sonar dalam kapal khusus.
Dengan melibatkan Malaysia dan Cina, pencarian sudah dilakukan di wilayah 105.000 km2 dari total 120.000 km2, yang sejauh ini menjadi pusat perhatian.
Namun disepakati bahwa berhubung 'tidak adanya informasi baru yang meyakinkan' maka proses pencarian mungkin akan dihentikan akhir tahun ini.


Credit  BBC