Pengerahan pasukan Arab Saudi telah dikoordinasikan dengan pemerintah Yaman
CB,
HADIBU -- Pasukan Arab Saudi mendarat di Yaman pada Ahad (13/5) waktu
setempat. Juru bicara militer koalisi pimpinan Saudi Turki Al-malki
mengatakan bahwa tentara Saudi sedang dalam misi pelatihan dan dukungan
terhadap pasukan Yaman.
"Pasukan Saudi, Emirat (UEA), dan Yaman akan melakukan latihan
pelatihan bersama berkoordinasi dengan pemerintah Yaman," katanya
menambahkan, dilaporkan
Aljazirah.
Menurut
laporan saluran berita negara Saudi Al-Ekhbariya, pengerahan pasukan
Saudi dikoordinasikan dengan pemerintah Yaman. Socotra telah menjadi
pusat perselisihan antara Yaman dan sekutunya Uni Emirat Arab.
UEA
adalah pilar utama dalam koalisi yang dipimpin Saudi, tetapi pengerahan
pasukan ke pulau itu pada awal bulan ini tanpa konsultasi sebelumnya
dengan pemerintah Yaman memicu kemarahan warga.
Protes
pecah di Socotra pekan lalu karena penduduk setempat menolak pengerahan
pasukan milik UAE karena tidak ada pemberontak di pulau itu. Demonstran
berbaris melalui jalan-jalan ibu kota Socotra, Hadibu, menolak apa yang
mereka gambarkan sebagai intervensi UEA dalam urusan internal provinsi
tanpa meminta persetujuan pemerintah.
"Kekuatan-kekuatan
ini hadir di Socotra dan al-Mahra dalam jumlah yang tidak dapat
dipahami," kata Abdullah bin Issa al-Aafra dari Dewan Umum Al-Mahra dan
Socotra.
Tentara Emirat tiba pada Kamis, memaksa keluar
pasukan Yaman dan mengambil alih lokasi strategis, termasuk bandara dan
pelabuhan. Socotra yang terletak di Samudera Hindia, sekitar 350
kilometer dari pantai selatan Yaman.
Terletak di lepas
pantai Somalia dengan akses ke rute pelayaran utama, Socotra juga
merupakan Situs Warisan Dunia yang terkenal karena lingkungannya yang
unik dan murni.
UEA dan pemerintah Abd-Rabbu Mansour Hadi
adalah sekutu dalam perang melawan pemberontak Houthi.Hubungan antara
keduanya telah memburuk, namun, karena pengaruh UEA yang meluas di Yaman
selatan, gerakan separatis bangkit kembali.
Upaya UEA
untuk melakukan kontrol atas Socotra dilihat oleh banyak orang sebagai
langkah terbaru oleh negara Teluk itu untuk menyebarkan pengaruhnya jauh
melampaui perbatasannya.
Socotra telah terhindar dari
keterlibatan dalam konflik Yaman. Konflik itu telah menewaskan sekitar
10 ribu jiwa sejak Maret 2015 dan memicu apa yang disebut PBB sebagai
krisis kemanusiaan terburuk di dunia.