Pemerintah Donald Trump akan meresmikan
pembukaan kedutaan besar Amerika Serikat di Yerusalem hari ini, Senin
(14/5). (REUTERS/Ronen Zvulun)
Sebaliknya, Duta Besar AS untuk Israel David Friedman yakni bahwa langkah pemindahan kedutaan itu bakal membawa stabilitas di kawasan.
"Dalam jangka panjang, kami yakin keputusan inimenciptakan kesempatan dan platform bagi proses perdamaian berdasarkan realitas ketimbang fantasi," kata Friedman seperti dilansir CNN, Minggu (13/5). "Kami optimistis bahwa keputusan ini akhirnya akan menciptakan stabilitas ketimbang sebaliknya."
Bruce Riedel, mantan pejabat intelijen AS, CIA, yang kini memimpin Proyek Intelijen di Institusi Brookings menyatakan dengan peningkatan ketegangan antara Iran dan Israel di Suriah, Trump kini sedang 'melempar gas berisi minyak ke dalam api' dengan memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem. "Ini sangat berbahaya," kata Riedel.
Trump memastikan diri tidak akan hadir untuk meresmikan kedutaan AS di Yerusalem. Dia menunjuk sebuah delegasi kepresidenan, yang dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri John Sullivan. Turut dalam rombongan putri Trump, Ivanka bersama suaminya, penasihat Gedung Putih Jared Kushner, serta Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Memenuhi janji kampanye, Trump mengumumkan pemindahan kedutaan sebagai pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, 6 Desember lalu. "Seperti yang Presiden nyatakan pada 6 Desember 2017, pembukaan bersejarah kedutaan kami mengakui realitas bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel dan pemerintahannya," kata Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
Pada 1995, Kongres AS mengesahkan undang-undang yang mengharuskan Amerika untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Meski begitu, tiap presiden menolak untuk mengambil langkah tersebut, dengan alasan keamanan nasional. Tiap enam bulan, para presiden AS sejak 1995, menandatangani penundaan pemindahan kedutaan di Israel ke Yerusalem.
Kementerian Luar Negeri AS menyatakan pembukaan kedutaan bertepatan dengan 70 tahun peringatan pengakuan Amerika atas Israel sebagai sebuah negara. Hari berdirinya Israel, yang diperingati Palestina sebagai Hari Bencana atau Nakba. Dimana ratusan warga Palestina terpaksa mengungsi meninggalkan rumah-rumah mereka saat dimulainya penjajahan Israel.
Kota Yerusalem, sejak lama terbagi menjadi wilayah Barat yang banyak dihuni warga Yahudi, dan Yerusalem Timur yang didiami warga Arab Palestina. Karenanya, Palestina mendambakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota jika merdeka dari Israel. Komunitas internasional juga sepakat bahwa status Yerusalem harus ditentukan dengan dialog perdamaian Israel-Palestina. Sehingga langkah sepihak Trump menimbulkan kecaman seluruh dunia.
Hanya sejumlah negara, terutama yang bergantung pada bantuan Amerika Serikat, mendukung atau tidak berani bersikap soal keputusan AS memindahkan kedutaan ke Yerusalem.
Mengikuti AS, Guatemala dan Paraguay telah menyatakan akan memindahkan kedutaan mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Credit cnnindonesia.com