DAMASKUS
- Kelompok teroris yang beroperasi di kota Yelda, Babila dan Beit Sahem
di selatan Damaskus menyerah kepada pasukan rezim Suriah. Mereka
menyerahkan senjata sebagai syarat untuk dievakuasi ke Suriah utara.
Dari berbagai senjata yang diserahkan diketatahui sebagian merupakan buatan Israel. Kantor berita negara Suriah, SANA, merilis laporan dan foto dari senjata-senjata yang diserahkan kelompok teroris tersebut.
Menurut media pemerintah itu, senjata-senjata yang diserahkan selama ini digunakan para teroris untuk menargetkan warga sipil di kawasan negara tetangga serta titik-titik militer Suriah.
"Peluncur mortir 60,80,120 mm, berbagai jenis senjata lokal, senapan mesin PKC 14,5 dan 23mm, senapan sniper, RBG, mortir buatan sendiri, roket, IED dan ranjau darat buatan Israel termasuk di antara senjata-senjata yang diserahkan," tulis media pemerintah Damaskus tersebut, Jumat (11/5/2018) malam.
Terungkapnya peran senjata buatan Israel dalam konflik Suriah bukan sekali ini dilaporkan. Pada bulan Februari 2018 lalu, tentara Suriah menemukan sejumlah gudang senjata kelompok teroris pro-Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di wilayah Al-Boukamal dan Al-Mayadin di Deir ez-Zor. Senjata-senjata di gudang itu sebagian juga diketahui buatan Israel.
Israel selama ini mengklaim hanya memberikan bantuan kemanusiaan kepada pasukan anti-rezim Suriah, bukan bantuan militer. Namun, media Israel; Haaretz, melaporkan pada Februari lalu bahwa setidaknya tujuh kelompok pemberontak di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dipasok senjata dan amunisi oleh militer Israel.
Laporan itu juga menepis klaim pemerintah Tel Aviv karena jumlah bantuan militer Israel ke pasukan anti-rezim Suriah telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad sebelumnya menuduh Israel melancarkan perang proxy melalui kelompok militan. Presiden Assad pernah mengatakan bahwa pemerintah Israel berpihak pada teroris, baik secara logistik atau melalui serangan langsung terhadap tentara Damaskus.
Dari berbagai senjata yang diserahkan diketatahui sebagian merupakan buatan Israel. Kantor berita negara Suriah, SANA, merilis laporan dan foto dari senjata-senjata yang diserahkan kelompok teroris tersebut.
Menurut media pemerintah itu, senjata-senjata yang diserahkan selama ini digunakan para teroris untuk menargetkan warga sipil di kawasan negara tetangga serta titik-titik militer Suriah.
"Peluncur mortir 60,80,120 mm, berbagai jenis senjata lokal, senapan mesin PKC 14,5 dan 23mm, senapan sniper, RBG, mortir buatan sendiri, roket, IED dan ranjau darat buatan Israel termasuk di antara senjata-senjata yang diserahkan," tulis media pemerintah Damaskus tersebut, Jumat (11/5/2018) malam.
Terungkapnya peran senjata buatan Israel dalam konflik Suriah bukan sekali ini dilaporkan. Pada bulan Februari 2018 lalu, tentara Suriah menemukan sejumlah gudang senjata kelompok teroris pro-Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di wilayah Al-Boukamal dan Al-Mayadin di Deir ez-Zor. Senjata-senjata di gudang itu sebagian juga diketahui buatan Israel.
Israel selama ini mengklaim hanya memberikan bantuan kemanusiaan kepada pasukan anti-rezim Suriah, bukan bantuan militer. Namun, media Israel; Haaretz, melaporkan pada Februari lalu bahwa setidaknya tujuh kelompok pemberontak di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dipasok senjata dan amunisi oleh militer Israel.
Laporan itu juga menepis klaim pemerintah Tel Aviv karena jumlah bantuan militer Israel ke pasukan anti-rezim Suriah telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad sebelumnya menuduh Israel melancarkan perang proxy melalui kelompok militan. Presiden Assad pernah mengatakan bahwa pemerintah Israel berpihak pada teroris, baik secara logistik atau melalui serangan langsung terhadap tentara Damaskus.
Credit sindonews.com