Pemindahan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem diinisiasi AS.
CB,
YERUSALEM -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan dalam
kunjungannya ke Venezuela, untuk tidak memindahkan kedutaan besar
negara-negara Amerika Latin dari Tel Aviv ke Yerusalem. Sebagian besar
negara menghormati penetapan Yerusalem sebagai ibu kota Palestina,
tetapi mereka diminta tetap berada di Tel Aviv.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan bahwa pemerintahannya
berteman dengan masyarakat Timur Tengah. Mereka mendukung Palestina
untuk menjadi negara yang aman, mandiri, dan damai.
Komentar
Abbas tersebut disampaikan tak lama setelah Israel mengumumkan bahwa
Paraguay akan membuka kedutaan di Yerusalem akhir bulan ini. Negara
Amerika Selatan adalah negara ketiga yang mengumumkan pemindahan ke kota
yang diperebutkan, setelah AS dan Guatemala.
Kedutaan
Guatemala pindah ke Yerusalem pekan lalu, meskipun upacara resmi yang
merayakan pemindahan itu akan berlangsung pada 16 Mei, dua hari setelah
AS memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Presiden
Guatemala, Jimmy Morales, kemungkinan besar akan menghadiri acara
tersebut.
Berdasarkan pernyataan Gedung Putih yang dirilis
Senin (7/5), tampaknya tidak mungkin bahwa Presiden AS Donald Trump akan
menghadiri upacara pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem.
Sebaliknya, pemerintah akan diwakili oleh sekelompok pejabat senior,
kata pernyataan itu, termasuk Ivanka Trump, putri presiden, dan suaminya
Jared Kushner, penasihat senior presiden.
Dilansir laman
Haaretz,
Maduro dan Abbas juga menandatangani perjanjian kerja sama di sektor
energi, perdagangan, dan militer. Keduanya sepakat untuk membuat dana
pembangunan bilateral yang pada awalnya akan dibiayai dengan 20 juta
petros.