CB, Jakarta - Hizbullah
dan sekutu politiknya meraih lebih dari setengah kursi dalam pemilihan
legislatif Libanon dalam hasil hitung cepat media. Dikutip dari
Reuters, 7 Mei 2018, setengah dari 128 kursi parlemen diraih Hizbullah.
Hizbullah dan sekutunya meraih 47 kursi dari 128. Perolehan ini membuat Hizbullah bisa memveto segala undang-undang yang ditentang oleh Hizbullah.
Sementara Partai Perdana Menteri Saad Al-Hariri dengan partai Gerakan Masa Depan, hanya memperoleh 21 kursi, lebih rendah dari pemilihan sebelumnya di mana partai Hariri memperoleh 33 kursi dalam pemilihan parlemen Libanon pada 2009.
Partai sayap kanan Libanon, Pasukan Kristen Libanon meraih 15 persen, hampir dua kali lipat dibanding pemilihan parlemen sebelumnya usai kampanye antikorupsinya.
Pemilihan parlemen kali ini diwarnai golput mencapai 49 persen dari total sekitar 4,5 juta populasi, dibanding pemilihan umum 2009 yang mencapai 54 persen. Dengan hasil ini partai Hariri yang didukung oleh negara Barat mengalami kejatuhan signifikan.
Sayyed Hassan Nasrallah, pemimpin Hezbollah. timesofisrael.com
Sementara Hizbullah yang dicap teroris oleh Amerika Serikat terus menguat sejak ikut membantu Presiden Suriah, Bashar Al-Assad pada 2012.
Kemenangan politik partai pendukung Hizbullah akan mengancam posisi negara Barat dalam kebijakan di Libanon, yang di bawah pemerintahan Hariri dapat mengelola bank asing dan mendapat pinjaman serta dukungan militer Amerika Serikat.
Semakin tumbuhnya kekuasaan Hizbullah di Libanon beresiko perang terbuka dengan Israel dan berpeluang besar Israel bisa menyerang pemerintah Libanon di masa depan. Adapun media Iran menerbitkan tajuk utama akhir monopoli Hariri di tengah Sunni Libanon.
Hizbullah dan sekutunya meraih 47 kursi dari 128. Perolehan ini membuat Hizbullah bisa memveto segala undang-undang yang ditentang oleh Hizbullah.
Sementara Partai Perdana Menteri Saad Al-Hariri dengan partai Gerakan Masa Depan, hanya memperoleh 21 kursi, lebih rendah dari pemilihan sebelumnya di mana partai Hariri memperoleh 33 kursi dalam pemilihan parlemen Libanon pada 2009.
Partai sayap kanan Libanon, Pasukan Kristen Libanon meraih 15 persen, hampir dua kali lipat dibanding pemilihan parlemen sebelumnya usai kampanye antikorupsinya.
Pemilihan parlemen kali ini diwarnai golput mencapai 49 persen dari total sekitar 4,5 juta populasi, dibanding pemilihan umum 2009 yang mencapai 54 persen. Dengan hasil ini partai Hariri yang didukung oleh negara Barat mengalami kejatuhan signifikan.
Sayyed Hassan Nasrallah, pemimpin Hezbollah. timesofisrael.com
Sementara Hizbullah yang dicap teroris oleh Amerika Serikat terus menguat sejak ikut membantu Presiden Suriah, Bashar Al-Assad pada 2012.
Kemenangan politik partai pendukung Hizbullah akan mengancam posisi negara Barat dalam kebijakan di Libanon, yang di bawah pemerintahan Hariri dapat mengelola bank asing dan mendapat pinjaman serta dukungan militer Amerika Serikat.
Semakin tumbuhnya kekuasaan Hizbullah di Libanon beresiko perang terbuka dengan Israel dan berpeluang besar Israel bisa menyerang pemerintah Libanon di masa depan. Adapun media Iran menerbitkan tajuk utama akhir monopoli Hariri di tengah Sunni Libanon.
Credit tempo.co