Kondisi Washington semakin kisruh ketika
Presiden AS Donald Trump membongkar memo berisi tudingan FBI dan
Kementerian Kehakiman main politik di balik tugasnya. (REUTERS/Lee
Jin-man/Pool)
Trump menyerang Direktur FBI dan Departemen Kehakiman dengan mengeluarkan dokumen empat halaman dari Partai Republik yang menyiratkan penyimpangan dan keberpihakan dua institusi hukum di Amerika Serikat itu.
Memo itu mengklaim, penyelidikan yang didanai Demokrat mendorong FBI untuk memata-matai mantan anggota tim kampanye Trump, Carter Page.
"Saya pikir ini memalukan. Apa yang terjadi di negara ini, saya pikir ini amat memalukan," kata Trump yang tampak emosional saat memutuskan merilis dokumen tersebut.
"Banyak orang harus malu dengan diri mereka sendiri dan lebih buruk dari sekadar itu," lanjutnya.
Partai Demokrat dan sejumlah anggota Partai Republik menuding tindakan Trump merilis dokumen tersebut hanya gimik untuk melemahkan penyelidikan kasus keterlibatan Rusia dalam pemilu presiden 2016 juga kemenangan Trump.
Mereka mengklaim dokumen yang dibuat oleh staf masa transisi Trump sekaligus anggota kongres dan Komite Intelijen Dewan Perwakilan AS, Devin Nunes, tersebut memiliki kecacatan yang amat nyata.
FBI menyatakan "keprihatinan serius" akan keakuratan memo tersebut.
Di sisi lain, Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders menyebut dokumen tersebut "menimbulkan kekhawatiran serius mengenai integritas keputusan yang dibuat petinggi Kementerian Kehakiman dan FBI".
Sedangkan Donald Trump Jr menyebut dokumen tersebut mestinya mengakhiri penyelidikan terkait keterlibatan Rusia yang selama ini dituduhkan kepada ayahnya.
Tanggapan FBI
Pengungkapan memo tersebut menimbulkan gelombang keterkejutan di Washington, sekaligus memunculkan keraguan akan masa depan Direktur FBI pilihan Trump sendiri, Christopher Wray.
Namun lewat surat untuk lingkungan internal dan kepada AFP, Wray menyatakan dirinya tampak tak ambil pusing dengan tudingan terhadap independensi FBI dan berjanji akan membela agennya.
"Bicara itu mudah, namun hasil kerja Anda lah yang akan bertahan," kata Wray.
"Biarkan saya menegaskannya. Saya berkomitmen penuh terhadap misi kita, saya bersama dengan kalian," kata Wray.
FBI sebelumnya telah mengeluarkan peringatan luar biasa kepada publik ketika memo tersebut rilis dan menyebutnya mengandung "kelalaian materi fakta yang mempengaruhi akurasi memo tersebut secara fundamental".
Tanggapan dingin atas memo tersebut bukan hanya datang dari FBI dan Demokrat, namun juga dari sejumlah senator senior Partai Republik.
"Pejabat terpilih negara ini, termasuk presiden, harus berhenti melihat penyelidikan ini melalui sudut pandang politik dan membuat pertunjukan partisan," kata senator John McCain.
Sebelum membongkar memo tersebut, Donald Trump telah menuding FBI dan Kementerian Kehakiman melalui sebuah unggahan di media sosial bahwa mereka telah berpolitik dalam melakukan tugasnya.
Credit cnnindonesia.com
Trump tuduh Departemen Kehakiman dan FBI bias
Washington (CB) - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald
Trump menuduh para pemimpin Departemen Kehakimannya dan FBI bias secara
politik dengan memihak Partai Demokrat.
"Pejabat tinggi dan penyidik FBI dan Departemen Kehakiman mempolitisasi proses investigasi yang suci untuk mendukung Partai Demokrat dan melawan Partai Republik," cuit Trump pada Jumat (2/2) dalam contoh terbaru dari konflik terbukanya dengan kedua lembaga tersebut.
Pesan tersebut disampaikan saat Trump diperkirakan menyetujui perilisan memo rahasia yang disusun oleh Partai Republik, yang menuduh penyalahgunaan wewenang dalam penyelidikan FBI mengenai kampanye pemilihan umumnya dan hubungannya dengan Rusia.
Partai Demokrat dan kritikus dari komunitas intelijen mengatakan perilisan memo itu manipulasi, dengan menggunakan informasi yang sangat selektif yang tidak dapat dibantah secara terbuka tanpa mengungkap lebih banyak rahasia tentang operasi kontra-intelijen pemerintah.
Mereka mengatakan tujuan akhir dari memo tersebut, dengan dukungan Trump, adalah mengacaukan penyelidikan penasihat khusus Robert Mueller atas kemungkinan kolusi antara kantor kampanye Trump dan Rusia dan kemungkinan menghalangi proses peradilan, demikian menurut siaran kantor berita AFP.
"Pejabat tinggi dan penyidik FBI dan Departemen Kehakiman mempolitisasi proses investigasi yang suci untuk mendukung Partai Demokrat dan melawan Partai Republik," cuit Trump pada Jumat (2/2) dalam contoh terbaru dari konflik terbukanya dengan kedua lembaga tersebut.
Pesan tersebut disampaikan saat Trump diperkirakan menyetujui perilisan memo rahasia yang disusun oleh Partai Republik, yang menuduh penyalahgunaan wewenang dalam penyelidikan FBI mengenai kampanye pemilihan umumnya dan hubungannya dengan Rusia.
Partai Demokrat dan kritikus dari komunitas intelijen mengatakan perilisan memo itu manipulasi, dengan menggunakan informasi yang sangat selektif yang tidak dapat dibantah secara terbuka tanpa mengungkap lebih banyak rahasia tentang operasi kontra-intelijen pemerintah.
Mereka mengatakan tujuan akhir dari memo tersebut, dengan dukungan Trump, adalah mengacaukan penyelidikan penasihat khusus Robert Mueller atas kemungkinan kolusi antara kantor kampanye Trump dan Rusia dan kemungkinan menghalangi proses peradilan, demikian menurut siaran kantor berita AFP.
Credit antaranews.com