TEHERAN
- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei angkat bicara soal
gelombang demonstrasi anti-pemerintah di negaranya. Menurutnya, musuh
Teheran menggunakan uang dan senjata untuk melemahkan pemerintah Iran,
termasuk melalui demonstrasi yang meluas.
Demo di berbagai wilayah Iran sudah berlangsung dalam sepakan terakhir. Demo untuk menentang kenaikan harga pangan dan pengangguran itu telah memakan korban jiwa belasan orang.
”Sebagaimana perkembangan akhir-akhir ini (di negara ini), musuh telah bersatu untuk menciptakan masalah bagi sistem Islam dengan menggunakan berbagai cara termasuk uang, senjata, politik dan keamanan,” kata Khamenei pada hari Selasa, yang dikutip dari kantor berita negara IRNA, Rabu (3/1/2018).
Pernyataan Khamenei itu juga dia tuliskan di Twitter melalui akun @khamenei_ir. “Dalam kejadian baru-baru ini, musuh Iran telah bersekutu dan menggunakan berbagai cara yang mereka miliki, termasuk uang, senjata, politik dan dinas intelijen, untuk merepotkan Republik Islam. Musuh selalu mencari kesempatan dan celah untuk menyusup dan menyerang bangsa Iran,” tulis Khamenei.
Kendati demikian, Khamenei tidak menyebut secara spesifik musuh-musuh Iran yang dia maksud. ”Musuh selalu menanti-nanti untuk menemukan kesempatan guna memberikan pukulan kepada bangsa Iran,” ujarnya.
Pejabat Iran lainnya juga menuduh bahwa demonstrasi anti-pemerintah—yang beberapa di antaranya menargetkan Ayatollah Khamenei dan berubah menjadi aksi kekerasan—telah diprovokasi dari luar. Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh Saudi memainkan peran dalam gelombang demonstrasi anti-pemerintah.
“Mereka (orang-orang Saudi) secara terang-terangan mengatakan bahwa kita akan menciptakan masalah di Teheran,” kata Rouhani di hadapan anggota parlemen.
Dia juga bersumpah bahwa pemerintahnya akan melipatgandakan usaha untuk memperbaiki situasi ekonomi negara tersebut, menurunkan tingkat pengangguran, polusi udara serta inflasi.
Pada hari Selasa, Ali Shamkhani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, juga menuduh Arab Saudi mengipasi kerusuhan rakyat melalui media sosial. “Menurut kepala keamanan, sekitar 27 persen hashtag yang telah dibuat milik orang Saudi, hashtag tentang situasi di Iran telah diluncurkan dari AS, Inggris dan Arab Saudi,” katanya.
”Tentu saja, Saudi akan mendapat tanggapan yang tepat dari Iran dan mereka tidak akan mengerti asal usul tanggapan ini. Keluarga Saudi yang berkuasa sangat menyadari bahaya tanggapan kita,” kata Shamkhani, seperti dikutip FARS.
Di tengah demonstrasi yang terus berlanjut di berbagai wilayah di Iran, beberapa pemimpin dunia telah menyuarakan dukungan mereka terhadap gerakan anti-pemerintah.
Dalam rangkaian tweet pertamanya di tahun 2018, Presiden AS Donald Trump mendukung para demonstran Iran. “(Demonstran) bertindak melawan rezim Iran yang brutal dan korup,” tulis Trump.
“Orang-orang Iran yang hebat telah mengalami tekanan selama bertahun-tahun. Mereka lapar akan makanan dan kebebasan,” lanjut Trump.
Demo di berbagai wilayah Iran sudah berlangsung dalam sepakan terakhir. Demo untuk menentang kenaikan harga pangan dan pengangguran itu telah memakan korban jiwa belasan orang.
”Sebagaimana perkembangan akhir-akhir ini (di negara ini), musuh telah bersatu untuk menciptakan masalah bagi sistem Islam dengan menggunakan berbagai cara termasuk uang, senjata, politik dan keamanan,” kata Khamenei pada hari Selasa, yang dikutip dari kantor berita negara IRNA, Rabu (3/1/2018).
Pernyataan Khamenei itu juga dia tuliskan di Twitter melalui akun @khamenei_ir. “Dalam kejadian baru-baru ini, musuh Iran telah bersekutu dan menggunakan berbagai cara yang mereka miliki, termasuk uang, senjata, politik dan dinas intelijen, untuk merepotkan Republik Islam. Musuh selalu mencari kesempatan dan celah untuk menyusup dan menyerang bangsa Iran,” tulis Khamenei.
Kendati demikian, Khamenei tidak menyebut secara spesifik musuh-musuh Iran yang dia maksud. ”Musuh selalu menanti-nanti untuk menemukan kesempatan guna memberikan pukulan kepada bangsa Iran,” ujarnya.
Pejabat Iran lainnya juga menuduh bahwa demonstrasi anti-pemerintah—yang beberapa di antaranya menargetkan Ayatollah Khamenei dan berubah menjadi aksi kekerasan—telah diprovokasi dari luar. Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh Saudi memainkan peran dalam gelombang demonstrasi anti-pemerintah.
“Mereka (orang-orang Saudi) secara terang-terangan mengatakan bahwa kita akan menciptakan masalah di Teheran,” kata Rouhani di hadapan anggota parlemen.
Dia juga bersumpah bahwa pemerintahnya akan melipatgandakan usaha untuk memperbaiki situasi ekonomi negara tersebut, menurunkan tingkat pengangguran, polusi udara serta inflasi.
Pada hari Selasa, Ali Shamkhani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, juga menuduh Arab Saudi mengipasi kerusuhan rakyat melalui media sosial. “Menurut kepala keamanan, sekitar 27 persen hashtag yang telah dibuat milik orang Saudi, hashtag tentang situasi di Iran telah diluncurkan dari AS, Inggris dan Arab Saudi,” katanya.
”Tentu saja, Saudi akan mendapat tanggapan yang tepat dari Iran dan mereka tidak akan mengerti asal usul tanggapan ini. Keluarga Saudi yang berkuasa sangat menyadari bahaya tanggapan kita,” kata Shamkhani, seperti dikutip FARS.
Di tengah demonstrasi yang terus berlanjut di berbagai wilayah di Iran, beberapa pemimpin dunia telah menyuarakan dukungan mereka terhadap gerakan anti-pemerintah.
Dalam rangkaian tweet pertamanya di tahun 2018, Presiden AS Donald Trump mendukung para demonstran Iran. “(Demonstran) bertindak melawan rezim Iran yang brutal dan korup,” tulis Trump.
“Orang-orang Iran yang hebat telah mengalami tekanan selama bertahun-tahun. Mereka lapar akan makanan dan kebebasan,” lanjut Trump.
Menteri Intelijen Israel, Israel Katz, mengatakan kepada Army Radio bahwa dia berharap para pemrotes di Iran akan menang. ”Saya hanya bisa berharap kesuksesan rakyat Iran,” katanya.
Credit sindonews.com