Jumat, 06 Oktober 2017

HUT TNI, Jenderal Soedirman Punya 3 Jimat Sakti, Apa Itu?


HUT TNI, Jenderal Soedirman Punya 3 Jimat Sakti, Apa Itu?

Jenderal Soedirman. Sejarah-negara.com

CB, Jakarta -Cucu Jenderal Besar Soedirman, Danang Priambodo Soedirman, berperan sebagai kakeknya dalam pagelaran drama kolosal di upacara perayaan Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis.
Dalam drama itu, Danang berperan sebagai Jenderal Soedirman saat bergerilya melawan Belanda di Yogyakarta pada pertengahan Desember 1948, ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki kota.
Saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di Keraton Sultan, Soedirman bersama sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya.

Awalnya, mereka diikuti oleh pasukan Belanda namun Jenderal Soedirman dan pasukannya berhasil kabur dan membangun markas sementara.
Pasukan Belanda tak mampu mengenali wajah Soedirman, bahkan ketika sang jenderal berada di depan mata mareka, membuat seorang prajurit heran dan menanyakan jimatnya.
Soedirman menjawab, "Saya punya tiga jimat. Jimat pertama, Saya tidak pernah lepas dari bersuci; kedua, saya selalu shalat tepat waktu; ketiga saya setiap bertindak selalu ikhlas untuk kepentingan rakyat bukan kepentingan pribadi, golongan maupun partai".
Dalam drama tersebut, TNI juga menggunakan pesawat EMB-314 Super Tucano yang seakan membombardir pasukan gerilya Sudirman.
Danang mengatakan kakeknya menitipkan Indonesia kepada segenap lapisan masyarakat untuk dijaga.
"TNI bukan suatu golongan, bukan di atas rakyat juga. TNI harus tetap setia untuk keselamatan negara. Jangan sekali-kali tentara menyalahi janjinya untuk menjadi pengkhianat," kata Danang menirukan kata-kata sang kakek.
Jenderal Soedirman mengatakan bahwa pahlawan yang sebenarnya bukanlah dirinya, melainkan rakyat. "Tanpa rakyat, TNI bukan siapa-siapa," ujar Danang menirukan ucapan kakeknya.
"TNI besarnya dari rakyat, pahlawan sebenarnya bukan Soedirman, tapi rakyat," katanya.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan cucu Jenderal Besar Soedirman memainkan peran sebagai sang kakek dengan baik.
"Memainkan drama kolosal agar benar-benar penghayatan, benar-benar memerankan seperti sebenarnya, kemudian melihat cucu Soedirman ini bisa menghayati," tuturnya.
Gatot menambahkanJenderal Soedirman menjadi salah satu penyemangat jiwa patriotisme dan kebersamaan di dalam tubuh prajurit.





Credit  TEMPO.CO