Limbah tersebut diolah jadi bahan bangunan ramah lingkungan.
Dosen peraih medali emas di Jepang (VIVA.co.id / Januar Adi Sagita (Surabaya))
Januarti mengatakan, dalam makalah itu, dia mencoba untuk mengubah batu bara menjadi salah satu bahan bangunan, yaitu paving non-portland cement.Kelebihannya, semen itu kemudian menjadi bahan bangunan yang lebih kuat, jika dibandingkan dengan semen berbahan dasar lainnya.
“Tidak hanya itu, temuan itu juga dianggap oleh para dewan juri sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan, karena memanfaatkan limbah batu bara,” kata Januarti, di Surabaya, Senin malam, 5 September 2016.
Menurutnya, untuk membangun sebuah peradaban manusia kedepan tidak perlu mencari sumber daya alam lainnya. Terlebih sampai melakukan eksplorasi yang cenderung merusak alam.
Gagasan Januarti itu kemudian mampu mengalahkan para peneliti dari negara lainnya. Di antaranya Inggris, Rumania, Singapura, Polandia, Korea, Taiwan, dan Selandia Baru.
“Jelas ini adalah sesuatu yang membanggakan, karena untuk bisa mengikuti kompetisi ini, saya harus mengikuti proses seleksi yang sangat panjang,” ujar Januarti.
Januarti melanjutkan, untuk saat ini penelitiannya itu telah dipatenkan dengan nama Geopav Non-Portland Paving Block. “Paten itu dipegang oleh Rektor ITS langsung, Pak Joni Hermana,” kata Januarti.
Credit VIVA.co.id