Robot itu terjepit di celah gelap pada komet 67P.
Posisi robot Philae terdeteksi (www.Reuters.com/ESA/Rosetta/MPS for OSIRIS Team Handout )
CB – Badan
Antariksa Eopa (ESA) mengumumkan kabar gembira. Mereka telah menemukan
robot pendarat Philae yang berada di komet 67P/Churyumov–Gerasimenko
atau komet 67P.
Selama dua tahun terakhir ini, badan antariksa tersebut sudah angkat tangan dengan keberadaan Philae. Bahkan ESA sudah mengucapkan 'selamat tinggal' dengan robot seukuran mesin cuci tersebut. Namun tak terduga, ESA menemukan Philae tersembunyi di permukaan komet 67P.
Dikutip dari Reuters, Selasa, 6 September 2016, ESA menemukan Philae berkat deteksi kamera resolusi tinggi pesawat pengorbit komet 67P, Rosetta.
Dalam pengumumannya Senin kemarin, ESA mengatakan, Rosetta mampu memotret Philae dari jarak 2,7 kilometer dan menunjukkan robot tersebut terjepit di celah gelap permukaan komet.
Peneliti ESA mengetahui perkiraan posisi Philae berkat serangkaian data radio yang masuk, namun ESA belum mengetahui posisi pasti robot peneliti tersebut.
Penemuan titik lokasi Philae disyukuri oleh ESA. Sebab hal itu memunculkan harapan kembali untuk meneliti komet 67P. Philae menjadi andalan ESA untuk mengumpulkan informasi yang membentuk pemikiran kembali tentang komet, selain itu misi Philae bisa menjadi gambaran atau pijakan untuk rancangan misi penelitian masa depan.
"Kabar menggembirakan ini berarti kini kita memiliki informasi dasar yang hilang yang mana diperlukan dalam misi Philae," ujar Matt Taylor, ilmuwan proyek Rosetta dalam pernyataannya.
Setelah memastikan posisi Philae, ilmuwan kini mengharapkan mendapatkan informasi yang lebih detail dari Philae pada akhir bulan ini. Momen itu bertepatan dengan Rosetta terbang melintasi komet dan sebelum mengakhiri misi Rosetta pada 30 September nanti.
Jejak Philae
Jalan panjang Philae di komet 67P memang dimulai saat mendarat pada 12 November 2014. Philae berhasil mendarat meski tak sesuai yang direncanakan. Robot tak mendarat mulus, memantul beberapa kali hingga berhenti di dekat tebing, titik yang tak ideal untuk mendapatkan paparan sinar matahari.
Karena posisinya terhalang dari sinar matahari, pada 15 November, baterai robot mulai makin habis. Praktis, Philae hanya bisa memberikan dan mengumpulkan data selama 60 jam saja sejak mendarat di permukaan komet.
Akibat data baterai habis, Philae pun ‘tertidur’ lama selama tujuh bulan. Pada 13 Juni 2015, ESA mengatakan, Philae mengalami aktivasi kembali tapi sayangnya pada 9 Juli 2015, ESA hilang kontak dengan Philae.
Pada 13 Agustus 2015, komet berada pada titik terdekat dengan matahari, tapi momentum itu pun tak mampu dimanfaatkan untuk membangunkan Philae.
Memasuki 2016, Philae belum menunjukkan tanda-tanda bangun. Pada 10 Januari 2016, ESA mengalami kegagalan untuk menggerakkan robot tersebut.
Pengujung Januari 2016, komet bergerak menjauhi matahari dengan kecepatan 24 kilometer per detik. Sinar Matahari dan suhu makin menurun secara tajam, kondisi ini membuat Philae disebutkan sebentar lagi sudah tak berfungsi.
Jika misi berjalan sukses, sebenarnya Philae dijadwalkan mengakhiri misi pada September 2016. Namun mengingat kondisi Philae sudah 180 derajat, pada Februari 2016, ESA sudah mengucapkan selamat tinggal untuk Philae.
Selama dua tahun terakhir ini, badan antariksa tersebut sudah angkat tangan dengan keberadaan Philae. Bahkan ESA sudah mengucapkan 'selamat tinggal' dengan robot seukuran mesin cuci tersebut. Namun tak terduga, ESA menemukan Philae tersembunyi di permukaan komet 67P.
Dikutip dari Reuters, Selasa, 6 September 2016, ESA menemukan Philae berkat deteksi kamera resolusi tinggi pesawat pengorbit komet 67P, Rosetta.
Dalam pengumumannya Senin kemarin, ESA mengatakan, Rosetta mampu memotret Philae dari jarak 2,7 kilometer dan menunjukkan robot tersebut terjepit di celah gelap permukaan komet.
Peneliti ESA mengetahui perkiraan posisi Philae berkat serangkaian data radio yang masuk, namun ESA belum mengetahui posisi pasti robot peneliti tersebut.
Penemuan titik lokasi Philae disyukuri oleh ESA. Sebab hal itu memunculkan harapan kembali untuk meneliti komet 67P. Philae menjadi andalan ESA untuk mengumpulkan informasi yang membentuk pemikiran kembali tentang komet, selain itu misi Philae bisa menjadi gambaran atau pijakan untuk rancangan misi penelitian masa depan.
"Kabar menggembirakan ini berarti kini kita memiliki informasi dasar yang hilang yang mana diperlukan dalam misi Philae," ujar Matt Taylor, ilmuwan proyek Rosetta dalam pernyataannya.
Setelah memastikan posisi Philae, ilmuwan kini mengharapkan mendapatkan informasi yang lebih detail dari Philae pada akhir bulan ini. Momen itu bertepatan dengan Rosetta terbang melintasi komet dan sebelum mengakhiri misi Rosetta pada 30 September nanti.
Jejak Philae
Jalan panjang Philae di komet 67P memang dimulai saat mendarat pada 12 November 2014. Philae berhasil mendarat meski tak sesuai yang direncanakan. Robot tak mendarat mulus, memantul beberapa kali hingga berhenti di dekat tebing, titik yang tak ideal untuk mendapatkan paparan sinar matahari.
Karena posisinya terhalang dari sinar matahari, pada 15 November, baterai robot mulai makin habis. Praktis, Philae hanya bisa memberikan dan mengumpulkan data selama 60 jam saja sejak mendarat di permukaan komet.
Akibat data baterai habis, Philae pun ‘tertidur’ lama selama tujuh bulan. Pada 13 Juni 2015, ESA mengatakan, Philae mengalami aktivasi kembali tapi sayangnya pada 9 Juli 2015, ESA hilang kontak dengan Philae.
Pada 13 Agustus 2015, komet berada pada titik terdekat dengan matahari, tapi momentum itu pun tak mampu dimanfaatkan untuk membangunkan Philae.
Memasuki 2016, Philae belum menunjukkan tanda-tanda bangun. Pada 10 Januari 2016, ESA mengalami kegagalan untuk menggerakkan robot tersebut.
Pengujung Januari 2016, komet bergerak menjauhi matahari dengan kecepatan 24 kilometer per detik. Sinar Matahari dan suhu makin menurun secara tajam, kondisi ini membuat Philae disebutkan sebentar lagi sudah tak berfungsi.
Jika misi berjalan sukses, sebenarnya Philae dijadwalkan mengakhiri misi pada September 2016. Namun mengingat kondisi Philae sudah 180 derajat, pada Februari 2016, ESA sudah mengucapkan selamat tinggal untuk Philae.
Credit VIVA.co.id