Rabu, 28 September 2016

Pentagon: Cegah Serangan Ngeri Rusia, NATO Tinjau Pedoman Nuklir


 
Pentagon: Cegah Serangan Ngeri Rusia, NATO Tinjau Pedoman Nuklir
Teknisi militer AS saat memeriksa rudal balistik nuklir LGM-30F Minuteman III di Pangkalan Angkatan Udara AS di Missouri. | (USAF/Reuters)

WASHINGTON - Kepala Pentagon Amerika Serikat (AS), Ashton Carter, menempatkan Rusia layaknya Korea Utara (Korut) yang bisa meluncurkan serangan mengerikan terhadap AS dan sekutunya. Untuk itu, NATO sedang meninjau pedoman nuklir sebagai upaya pencegahan.

Carter mengatakan, kekuatan nuklir Amerika harus siap untuk terlibat dalam konfrontasi nuklir yang mungkin terjadi dengan Rusia.

”Rusia telah lama menjadi kekuatan nuklir, namun Moskow baru-baru ini membangun sistem senjata nuklir baru yang menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmen pemimpinnya (tentang) stabilitas,” kata Carter.

Bos Pentagon ini mempertanyakan kepatuhan Rusia soal perjanjian lama perihal penggunaan senjata senjata nuklir. ”Apakah mereka menghormati secara mendalam dan hati-hati, bahwa pemimpin era Perang Dingin menunjukkannya dengan mengacungkan senjata nuklir mereka,” ujar Carter, seperti dikutip Russia Today, Selasa (27/9/2016).

Meski demikian, Menteri Pertahanan AS ini mengabaikan fakta bahwa sampai saat ini AS adalah satu-satunya negara yang pernah menggunakan senjata nuklir untuk menyerang negara lain.

”Ini adalah fakta serius bahwa kemungkinan besar penggunaan senjata nuklir saat ini tidak besar-besaran, melainkan beralih, tapi masih jadi (potensi) serangan kecil mengerikan yang belum pernah terjadi sebelumnya, misalnya dengan Rusia atau Korut,” kata Carter.

“Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi, itulah sebabnya kami bekerja dengan sekutu kami untuk berinovasi dan beroperasi dengan cara baru dalam mempertahankan pencegahan dan terus menjaga stabilitas,” lanjut Carter.

Untuk menghadapi ancaman Rusia, Carter menekankan bahwa sekutu NATO di Eropa untuk menyegarkan pedoman nuklirnya guna mengintegrasikan pencegahan serangan konvensional dan nuklir. ”Untuk memastikan, kami merencanakan dan melatih seperti ketika kami akan melawan dan mencegah (serangan) Rusia,” imbuh Carter.




Credit  Sindonews

Perbaiki Kekuatan Nuklir, Pentagon Janjikan Dana Gila-gilaan

Perbaiki Kekuatan Nuklir, Pentagon Janjikan Dana Gila-gilaan
Kepala Pentagon AS, Ashton Carter. | (REUTERS/Jonathan Ernst)
 
NORTH DAKOTA - Kepala Pentagon, Ashton Carter, menjanjikan alokasi dana gila-gilaan untuk memperbaiki kekuatan nuklir Amerika Serikat (AS). Dana yang dijanjikan itu mencapai USD108 miliar.

Carter mengatakan, Pentagon berkomitmen untuk mengoreksi apa yang dia sebut sebagai dekade shortchanging dari kekuatan nuklirnya.

Berbicara di sebuah basis rudal dan bom nuklir di Minot, North Dakota, AS, Menteri Pertahanan AS ini menyebut, dana USD108 miliar akan dialokasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan nuklir AS selama lima tahun ke depan.

Carter, seperti dikutip AP, Selasa (27/9/2016), telah mengunjungi pusat fasilitas rudal nuklir yang berlokasi 85 kaki di bawah tanah. Dia  mengucapkan terima kasih kepada para teknisi nuklir dan menyatakan dukungan untuk membangun rudal, bom nuklir dan kapal selam generasi baru. Rencana itu bakal menelan dana ratusan miliar dollar AS.

 

Sebelumnya, bos Pentagon tersebut mengungkapkan bahwa NATO sedang meninjau pedoman nuklir untuk mencegah ancaman serangan mengerikan dari Rusia. Carter menganggap senjata nuklir Rusia sangat berbahaya bagi keamanan AS dan sekutu-sekutunya.

Menurut Carter, kekuatan nuklir Amerika harus siap untuk terlibat dalam konfrontasi nuklir yang mungkin terjadi dengan Rusia.

”Rusia telah lama menjadi kekuatan nuklir, namun Moskow baru-baru ini membangun sistem senjata nuklir baru yang menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmen pemimpinnya (tentang) stabilitas,” kata Carter.

Dia mempertanyakan kepatuhan Rusia soal perjanjian lama perihal penggunaan senjata nuklir. ”Apakah mereka menghormati secara mendalam dan hati-hati, bahwa pemimpin era Perang Dingin menunjukkannya dengan mengacungkan senjata nuklir mereka,” ujar Carter.


Credit  Sindonews