Jumat, 30 September 2016

Obama Khawatir UU Anti-Terorisme Baru Jadi Bumerang untuk AS

 Presiden AS Barack Obama sedang membaca
Presiden AS Barack Obama sedang membaca
 
CB, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama memperingatkan Undang-Undang baru Justice Against Sponsors of Terrorism (JASTA) adalah sebuah kesalahan, Kamis (29/8). Ia mengatakan UU tersebut akan membawa bahaya yang belum pernah ada sebelumnya bagi AS.

"Ini menjadi bahaya yang belum pernah ada sebelumnya, dan ini adalah contoh kenapa kita harus melakukan sesuatu yang sulit," kata Obama pada CNN.
Undang-Undang ini memberikan peluang cukup lebar bagi keluarga korban aksi teror, termasuk serangan WTC untuk melakukan gugatan kepada kelompok atau negara sponsor.  Sejumlah pihak di AS meyakini Saudi merupakan sponsor dari serangan tersebut.
Obama mengatakan, hanya bisa menyatakan simpati bagi keluarga korban 9/11. Ia hanya tidak ingin tiba-tiba AS sendiri jadi sasaran UU tersebut.
Presiden mengatakan UU tersebut bisa membuat orang di seluruh dunia juga menuntut pemerintah AS. Direktur CIA, John Brennan sepakat dan mengatakan UU tersebut akan membawa implikasi mengerikan pada keamanan nasional AS.

"Potensi kerugiannya sangat besar," kata Brennan dikutip BBC. Senat dan Kongres mengatakan pengesahan UU dilakukan demi keluarga korban 9/11. Senator New York dari Demokrat, Chuck Schumer mengatakan Gedung Putih dan para eksekutif hanya peduli pada hubungan diplomatik.
Keluarga korban dan pengacara juga mengenyampingkan kekhawatiran Obama. Ketua 9/11 Families & Survivors United for Justice Against Terrorism, Terry Strada menyambut bahagia putusan Senat dan Kongres.

"Kami menunggu saat-saat berada di pengadilan dan mendapat jawaban siapa sebenarnya yang berada di balik serangan itu," kata Strada. JASTA baru saja disahkan oleh Senat dan Kongres pada Rabu. Veto Obama tak kandas di tangan Kongres.

Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Gedung Putih: Ini Hal Paling Memalukan Dilakukan Senat

Menara Kembar WTC
Menara Kembar WTC
 
CB, WASHINGTON -- Kongres Amerika Serikat menolak veto Presiden Barack Obama. Kongres tetap mengesahkan undang-undang yang memberikan kewenangan bagi keluarga korban teroris 9/11 untuk menuntut Arab Saudi yang dituding menjadi sponsor serangan teroris tersebut.

Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest sangat kecewa dengan Kongres Amerika. Ia  mengatakan, "Ini merupakan hal yang paling memalukan yang dilakukan oleh Senat Amerika sejak tahun 1983," katanya seperti dilansir Haaretz, Rabu, (28/9).

Situasi politik saat ini, ujar Earnest, sangat menegangkan. "Saya kira upaya Presiden Obama melakukan veto terhadap pengesahan undang-undang tersebut hanya mengikuti prinsip-prinsip sebagai seorang kepala negara. Saya yakin sekali presiden tidak buta dengan kondisi dan situasi politik saat ini."

Seperti dilansir USA Today, keluarga korban teroris 9/11 terus melakukan lobi-lobi kepada Kongres agar undang-undang yang bisa digunakan untuk menuntut Arab Saudi disahkan.
Namun undang-undang ini tak hanya bisa digunakan untuk menuntut sekutu Amerika terkuat di Timur Tengah tersebut namun juga bisa dikenakan terhadap sekutu-sekutu Amerika yang lain.

Menurut Earnest, undang-undang ini akan membuat negara-negara lain membalas dendam kepada Amerika. Mereka akan membuat undang-undang yang sama untuk menuntut Amerika jika mereka menuding Amerika mensponsori suatu kegiatan terorisme.

"Saya kira tak ada negara yang lebih kalah daripada Amerika dalam hal ini. Undang-undang ini hanya akan mengganggu peran Amerika dalam urusan internasional," ujarnya.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID