Rabu, 28 September 2016

Bangun Cadangan Penyangga Energi, RI Gandeng Perusahaan Minyak Aljazair



Bangun Cadangan Penyangga Energi, RI Gandeng Perusahaan Minyak Aljazair
Foto: Grandyos Zafna

Alger - Pemerintah Indonesia saat ini berupaya menghimpun Cadangan Penyangga Energi (CPE) untuk memperkuat kedaulatan energi nasional. Dana Rp 1,6 triliun telah disiapkan dalam APBN untuk mewujudkan CPE ini.

CPE diperlukan agar kebutuhan energi Indonesia tetap terjamin, tatkala mendadak terjadi situasi darurat yang dapat menyebabkan krisis. Saat ini Indonesia sama sekali belum punya cadangan minyak strategis. Rencananya mulai tahun ini diimpor sekitar 1,6 juta barel minyak untuk CPE.

Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, mengaku telah mengundang BUMN perminyakan Aljazair, Sonatrach, untuk menyimpan cadangan minyak mentah di Indonesia.

Skemanya, Wirat menawarkan Indonesia sebagai hub bagi Sonatrach untuk pasar di kawasan Asia Pasifik. Jadi minyak Sonatrach disimpan dulu dalam tangki-tangki penimbunan di Indonesia untuk nantinya dipasarkan. Lalu bagi Indonesia, minyak mentah itu bisa dijadikan cadangan penyangga yang dapat dipakai ketika terjadi krisis energi.

"Kami sempat bicara sama Sonathra juga agar bisa investasi di Indonesia. Kami terutama mengundang untuk cadangan minyak strategis. Kami harap minyak mentahnya bisa ditaruh di Indonesia untuk pasar Asia Pasifik," kata Wirat, saat kunjungan kerja ke Alger, Selasa (27/9/2016).

Saat ini surplus produksi minyak Aljazair mencapai sekitar 900.000 barel per hari (bph). Sangat banyak yang bisa disimpan. "Dia kan produksinya sekarang 1,2 juta barel per hari, sementara kebutuhannya cuma 300 ribu bph, jadi sisanya banyak," ujar Wirat.

Tawaran ini, sambungnya, disambut baik oleh Sonatrach. Bahkan perusahaan minyak Aljazair itu sudah berencana membuka kantor perwakilan di Indonesia.

"Dia sangat senang, malah sudah mau bikin kantor di Jakarta. Mereka sangat friendly dengan kita," tutupnya.




Credit  detikFinance