Wakil komisaris AFP, Mike Phelan mengaku cukup menderita atas keputusan yang dia ambil untuk memberikan informasi seputar Chan dan Myuran kepada polisi Indonesia. Namun, menurutnya ada yang lebih penting, yakni nyawa puluhan ribu anak-anak muda yang bisa saja melayang akibat narkoba.
"Jika ada yang berpikir bahwa selama 10 tahun terakhir saya belum menderita atas keputusan ini, maka mereka tidak tahu saya," ucap Phelan kala melakukan jumpa wartawan di Canbera, seperti dilansir Skynews pada Senin (4/5/2015).
"Ya, saya tahu benar dengan menyerahkan informasi dan meminta pengawasan, jika mereka (polisi Indonesia) menemukan keduanya dalam kondisi sedang mengedarkan narkoba, maka mereka akan beraksi dan mengekspos keduanya untuk terkena hukuman mati. Saya tahu itu," sambungnya.
Phelan mengaku sampai saat ini masih terus memikirkan ulang keputusan yang dia buat sepuluh tahun lalu. "Dan setiap kali saya melihat kembali, saya masih berpikir itu adalah keputusan yang sulit." katanya.
AFP sendiri memang menjadi bulan-bulanan di Australia paska eksekusi mati Chan dan Myuran. AFP disalahkan karena tidak menangkap duo Bali Nine ketika masih berada di Australia dan akhirnya ditangkap polisi Indonesia.
Credit SINDOnews
Polisi Australia: Langkah Tepat Beri Info pada Indonesia
"Secara operasinal hal itu sudah tepat bagi kami untuk bekerja sama dan mencari bantuan dari pemerintah Indonesia," ucap Colvin dalam pernyataannya, seperti dilansir kantor berita Australia, ABC.
Dirinya juga membeberkan alasan mengapa tahun 2005 lalu pihaknya tidak melakukan penangkapan terhadap Chan dan Sukumaran ketika keduanya masih berada di Australia. Colvin menyebut, saat itu pihaknya tidak memiliki bukti yang cukup kuat untuk menangkap keduanya, dan mereka juga belum mengetahui seberapa besar organisasi narkoba Chan dan Myuran.
"Pada saat itu kami bekerja dengan gambaran yang sangat tidak lengkap. Kami tidak tahu semua orang yang terlibat, kita tidak tahu semua rencana yang mereka miliki, atau bahkan kami juga belum mengetahui jenis yang mereka perdagangkan," sambungnya.
Sebelumnya, seperti diberitakan Sindonews, Colvin juga enggan meminta maaf kepada warga Australia atas kebijakan yang mereka ambil tahun 2005 lalu. AFP menjadi bulan-bulanan paska eksekusi mati Chan dan Myuran, warga Australia menyalahkan AFP atas penangkapan yang berujung eksekusi mati Chan dan Myuran.
Credit SINDOnews