Hilangnya pesawat F-16 Maroko telah
membuat perang makin intensif di Yaman, membuat perjanjian gencatan
senjata selama lima hari yang seharusnya dimulai hari ini terancam.
(Reuters/Khaled Abdullah)
F-16 milik Maroko sebelumnya dilaporkan hilang pada Minggu (10/5) sore. Dan hilangnya pesawat itu telah membuat perang makin intensif di Yaman, membuat perjanjian gencatan senjata selama lima hari yang seharusnya dimulai hari ini terancam.
Saudi memimpin serangan udara besar-besaran yang menargetkan pangkalan militer dan gudang senjata Houthi di ibu kota Sanaa pada Senin (11/5) malam.
“Ledakan bisa terdengar dari semua penjuru kota dan kamu merasakan seolah bisa mendarat di tanah dan kepala kami. Kami hidup di dalam teror,” kata Ahmed Fawaz, seorang penduduk Sanaa.
“Nasib pilot belum diketahui, namun dari Al Arabiya kami yakin bahwa milisi Houthi dan sekutu mereka yang bertanggung jawab pada keselamatan sang pilot,” tambahnya.
Jaringan televisi milik Houthi, al-Masirah, mengatakan pada Senin bahwa senjata anti-pesawat telah menjatuhkan F-16 di wilayah terpencil Wadi Nashour di barat laut Saada, basis HOuthi yang berbatasan dengan Arab Saudi.
TV itu menunjukkan pria anggota suku di Yaman berada di sebuah bukit dan mengepalkan tinju mereka seraya berteriak, “Matilah Amerika!” Seorang terlihat memegang rongsokan yang tampak seperti puing pesawat, sambil berkata, “Allah menjatuhkan pesawat ini. Meski senjata kami sederhana, kami akan menembak jatuh semua pesawat mereka, Insha Allah.”
Sebuah akun Twitter warga Yaman mem-posting foto yang diklaim sebagai tubuh pilot F-16.
Credit CNN Indonesia