Kamis, 05 Maret 2015

Merger, Bank Ekonomi Ambil Alih Aset HSBC Indonesia


 
KONTAN/ Baihaki HSBC Indonesia


JAKARTA, CB - Teka-teki di balik keputusan Bank Ekonomi Raharja hengkang dari lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai terang. Terkuak cerita bahwa niatan delisting Bank Ekonomi Raharja bukan sebatas pergerakan saham yang tidak aktif diperdagangkan.

Status perusahaan tertutup Bank Ekonomi adalah langkah awal dari rencana besar sang pemegang saham, HSBC Asia Pacific Holdings (UK) Limited. Misi utama HSBC adalah memperkuat posisinya di peta perbankan Indonesia lewat penggabungan usaha.

Rencananya, HSBC Indonesia bakal merger dengan Bank Ekonomi. Ini dimungkinkan lantaran keduanya menginduk kepada HSBC Limited yang bermarkas di Inggris.

Rencana merger ini sudah sampai ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Kami sudah dapat pembicaraan soal itu. Keputusan Bank Ekonomi delisting adalah untuk mempermudah proses selanjutnya, merger," ungkap Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK kepada Kontan, Rabu (4/3/2015).

Proses perkawinan Bank Ekonomi dan HSBC Indonesia  bakal menempuh proses yang berbeda ketimbang proses merger bank biasanya. Sebab, status HSBC Indonesia merupakan kantor cabang bank asing (KCBA).

Menurut Nelson, proses yang akan ditempuh adalah Bank Ekonomi akan mengambil alih seluruh aset milik HSBC Indonesia. "Prinsipnya tetap merger," kata dia.

Meski begitu, Nelson menegaskan, rencana tersebut masih sebatas pembicaraan awal saja. OJK menunggu langkah HSBC Indonesia dan Bank Ekonomi untuk mengajukan izin merger secara formal.

Yang pasti, OJK menyambut baik rencana HSBC Indonesia berganti baju menjadi Bank Ekonomi. Sebab, ini sesuai keinginan OJK yang mendorong konsolidasi perbankan.

Head of Global Market HSBC Indonesia  Ali Setiawan, tak menampik rencana merger itu. Ia bilang, rencana merger dengan Bank Ekonomi masih dalam tahap proses. Kepastian merger menunggu rampungnya proses delisting Bank Ekonomi.

Merger tidak bisa langsung dilakukan tahun ini. "Bisa memakan waktu satu tahun lebih atau hingga akhir tahun 2016," ujar Ali.

Menurut dia, rencana merger merupakan bagian strategi kantor pusat HSBC.

Rencana merger ini berpotensi disusul Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia. Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) adalah pemilik kedua bank itu. Saat menguasai 40 persen saham BTPN, SMBC sudah meneken letter of intent untuk merger di hadapan OJK.



Credit   KOMPAS.com