Senin, 30 Maret 2015

Pemerintah Beraksi Soal Kabar 24 WNI yang Tertangkap di Yaman



Pemerintah Beraksi Soal Kabar 24 WNI yang Tertangkap di Yaman  
Mahasiswa asal Indonesia mengatakan kelompok Houthi ini sangat berbahaya, mereka berkeliaran di jalan-jalan, beberapa memakai pakaian sipil dan bersenjata. (REUTERS/Khaled Abdullah)
 
Jakarta, CB -- Pemerintah mengaku tak bakal diam saja dengan beredarnya kabar soal 24 warga Indonesia di Yaman. Menurut Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Tedjo Purdijatno, saat ini persoalan itu tengah didalami dan dicari konfirmasinya oleh Kedutaan Besar Ri di Sanaa.

“Laporannya sudah masuk, masih diproses di KBRI Yaman, nanti dilakukan pendalaman oleh KBRI,” kata Tedjo kepada wartawan di Jakarta. kemarin.

Saat ditanya siapakah jati diri para warga Indonesia yang ditangkap di negara yang saat ini sedang mengalami kondisi darurat itu, Tedjo mengatakan mereka adalah para warga Indonesia yang sedang emnuntut ilmu dan bekerja di Yaman. Saat ini, Pihak TNI, tambahnya,sudah menyiapkan pesawat untuk memulangkan seluruh warga Indonesia di sana.

Namun, lanjutnya, semua langkah itu masih tergantung sikap dan permintaan dari para warga Indonesia yang ada di Yaman. “Semua diproses di KBRI, semuanya dipulangkan tegantung permintaannya seperti apa,” katanya.

Kabar Penangkapan WNI

Sebelumnya diberitakan, Puluhan WNI diduga telah ditangkap oleh pasukan pemberontak Houthi yang menggeledah beberapa masjid di ibukota Yaman. Hal ini disampaikan oleh seorang mahasiswa Indonesia di Sanaa.

Muhammad Kholil, mahasiswa Andalus University, Sanaa, kepada CNN Indonesia Sabtu (28/3) mengatakan bahwa Houthi mengepung dan menggeledah masjid dengan mengerahkan 10 kendaraan penuh senjata beberapa waktu lalu. Warga asing di dalamnya langsung ditangkap.

Di antaranya adalah 24 WNI yang ditangkap di tiga masjid; enam orang dari masjid Sunnah di Sawan, 17 orang di masjid Al Fath, Syumailah, dan seorang dari masjid As Syarqoin. Seorang di antaranya, kata Kholil, adalah wanita yang sedang hamil tua.

"Saya berharap KBRI bergerak cepat untuk membebaskan WNI yang ditangkap Houthi. Saya berharap ada usaha yang intensif, karena ada salah satu keluarga ikhwan yang istrinya hamil tua sedang suaminya tidak tahu ada di mana," ujar Kholil.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia (PWI-BHI) Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal, mengakui memang muncul berita soal penangkapan WNI, namun KBRI di Sanaa masih berusaha mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut.

"Kami belum bisa memastikan sampai mendapat konfirmasi yang jelas. Saat ini sedang dicek oleh KBRI, namun pergerakan masih sangat sulit karena situasi perang di Sanaa," ujar Lalu pada CNN Indonesia.

Santri yang Terusir

Menurut Kholil, para WNI itu diduga ditangkap karena tidak memiliki izin tinggal. Dia melanjutkan, para WNI yang ditangkap itu adalah para santri asal Darrul Hadits, Dammaj, yang terusir dari pesantren karena agresi Houthi dan tidak diberikan izin tinggal di Sanaa oleh kelompok Syiah itu.

"Kelompok WNI dari Dammaj mendapatkan tekanan dari Houthi. Mereka tidak diberi izin tinggal, dicekal dan ditangkap. Beberapa terpaksa tinggal di masjid setelah keluar dari Dammaj," lanjut Kholil dalam percakapan sebelumnya.

Darrul Hadits di Dammaj menjadi medan perang pada tahun 2013 lalu saat kelompok Syiah Houthi menyerang pesantren tersebut. Beberapa WNI tewas dalam serangan Houthi saat itu. Untuk menghindari Houthi, Darrul Hadits memindahkan praktik belajar dan mengajar mereka ke Sanaa.


Credit  CNN Indonesia