Senin, 30 Maret 2015

Tiga Prototipe Armata, Tank Eksperimen Tentara Rusia




Tiga Prototipe Armata, Tank Eksperimen Tentara Rusia
Ketiga tank eksperimen tersebut dijadikan dasar pengembangan kendaraan tempur terbaru tentara Rusia. Foto: Konstantin Evgenyev/Ria Novosti
Objek 477 Molot (Palu)

Turet adalah alat untuk melindungi mekanisme penembakan peluru. Turet biasanya berupa alat penopang senjata yang mampu berputar sehingga memungkinkan senjata ditembakkan ke segala arah.
Pada pertengahan tahun 1980-an, beberapa insinyur dari biro desain Soviet memutuskan untuk menciptakan sebuah tank yang memiliki turet tanpa awak. Proyek tersebut menggabungkan sejumlah terobosan di bidang persenjataan serta beragam komponen berpenampilan unik.

“Palu” dilengkapi dengan meriam terkuat yang ada kala itu, dengan kaliber 152 mm dan dapat meluncurkan 34 hingga 35 tembakan dari beragam tipe amunisi.
Dalam wawancara bersama stasiun televisi Zvezda, seorang pakar kendaraan militer lapis baja Sergey Suvorov menyebutkan, “Objek 477 tak bisa dianggap sekadar tank yang memiliki turet tanpa berawak. Tank ini berbeda dengan tank tempur yang diproduksi massal, karena kru tank ditempatkan di bawah atap badan tank. Atap itu sendiri hanya berisi meriam yang dapat melakukan isi ulang amunisi secara otomatis, kompleks pengintaian, serta beberapa sistem dan perlengkapan yang hanya digunakan untuk tujuan mata-mata dan memastikan akurasi tembakan.”

Objek 775 Rubin (Rubi)

Pada awal tahun 1960-an, roket menjadi tren terpopuler dalam dunia persenjataan. Pada 1964, sekelompok insinyur di Pabrik Traktor Chelyabinsk, yang dikepalai oleh Pavel Isakov, menciptakan ‘tank misil’ pertama Soviet yang diberi kode Objek 775.

Secara konseptual, tank ini tak bisa menembakkan peluru tank konvensional. Alih-alih meriam, tank ini dipersenjatai dengan senapan laras dan sebuah peluncur misil 125 mm, yang dapat menembakkan peluru kendali Typhoon dan roket tanpa kendali Bor dari kompleks misil Rubin. ‘Tank misil’ Pavel Isakov ini sangat potensial memenangkan pertempuran karena dilengkapi sejumlah teknologi canggih, salah satunya suspensi hidro-pneumatik yang membuat tank ini dapat berjongkok ‘memeluk tanah’ dan mengurangi tinggi secara signifikan.

Meski proyek ‘tank misil’ ini tak pernah memasuki tahap produksi massal, tank ini menjadi sumber inspirasi para pengembang tank. Mereka tak lama kemudian menciptakan ‘tank penghancur’ yang berbeda dengan mesin berat lain dari segi ukuran dan senjata ampuh yang melengkapinya.

Objek 640 Chyorniy Oryol (Elang Hitam)

Perhatian terbesar dalam sejarah kendaraan lapis baja modern tertuju pada tank yang menggunakan mesin gas turbin. Objek 640, yang pertama kali muncul pada pertengahan tahun 1990-an, dapat diterbangkan ke berbagai lokasi yang diinginkan.

Objek 640 juga unggul dalam sistem pertahanan diri, karena memiliki senjata modular yang kuat serta sistem perlindungan dinamis ‘Kaktus’. Tank ini juga dilengkapi dengan sistem perlindungan aktif Drozd 2, yang dapat melumpuhkan peluru kendali antitank dan granat roket yang diluncurkan dari peluncur granat portable.
Sergey Suvorov menyebutkan, “Meski tank ini menggunakan berbagai teknologi modern, Objek 640 tak pernah memasuki tahap produksi masal karena militer Rusia memutuskan tak mau menggunakan mesin turbin gas untuk tank ini. Namun, turet tank ini kemudian distandardisasi dan dipasang pada sasis beragam tank, termasuk tank-tank di negara lain.”

Inovasi pengembangan proyek Objek 640 terbuka bagi pasar senjata di seluruh dunia. Tank ini sendiri tak pernah digunakan, namun memberi kontribusi berharga pada pengembangan tank tempur utama terbaru tentara Rusia, Armata, yang akan segera bergabung dengan Angkatan Bersenjata Rusia.


Credit  RBTH Indonesia