Selasa, 31 Maret 2015

TNI belum rencanakan operasi militer di Poso


TNI belum rencanakan operasi militer di Poso
Dokumentasi Batalion Lintas Udara 700/Radider memantapkan strategi saat akan melakukan penyergapan teroris di Kantor Pertamina Region VII, Sulawesi di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (26/11). Saat ini latihan gabungan TNI berpokok uji doktrin pertempuran gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat dilaksanakan di Poso, Sulawesi Tengah. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
... jika kelak ada operasi, pasukan sudah memiliki gambaran tentang cuaca, medan dan musuh...
Palu, Sulawesi Tengah (CB) - Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, mengaku belum merencanakan operasi militer di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, untuk mengejar dan menangkap kelompok teroris di daerah itu.

Gerombolan yang dia maksud adalah kawanan Santoso yang kin bersembunyi di hutan-hutan setempat. TNI dipastikan mengejar dan memberangus gerombolan itu sebagai bentuk kehadiran negara menjaga keamanan masyarakat. 

Jika gerombolan ini dibiarkan, Moeldoko katakan, bisa membuat gerombolan ekstrim lain --di antaranya NIIS/ISIS-- tumbuh subur di sana. Jadi sebelum terlanjur besar, diberangus terlebih dahulu.

Moeldoko kepada wartawan di Palu, Senin, mengatakan, saat ini TNI gabungan sedang melakukan latihan perang oleh Pasukan Pemukul Reaksi Cepat dengan organ utama Divisi II Komando Strategis Cadangan TNI AD, di kawasan hutan dan laut di Poso.

Dia mengatakan latihan berkekuatan 3.200 personel gabungan TNI AL, TNI AU, dan TNI AD itu dilakukan di daerah yang punya potensi ancaman keamanan sehingga pasukan TNI lebih mengenal daerah apabila suatu saat melakukan operasi.

"Jadi, jika kelak ada operasi, pasukan sudah memiliki gambaran tentang cuaca, medan dan musuh," katanya.

Latihan perang semacam itu kegiatan rutin tahunan TNI yang di daerah yang dipilih. Saat ini perburuan kelompok Santoso di Kabupaten Poso masih oleh Kepolisian Indonesia sebagai penegak hukum.

Selama 2015, polisi berhasil menangkap 10 orang yang diduga kuat merupakan jaringan kelompok Santoso yang saat ini bersembunyi di hutan.

Santoso dan kelompoknya diduga kuat telah melakukan serangkaian teror kepada petugas negara dan warga di Kabupaten Poso dan beberapa daerah di Sulawesi Tengah. Kelompok Santoso ditetapkan sebagai buronan berbahaya oleh Kepolisian Indonesia sejak tiga tahun silam namun hingga kini belum tertangkap.

Moeldoko menegaskan latihan perang yang melibatkan sekitar 3.200 personel tersebut bukanlah untuk mengejar kelompok teroris.

"Tapi kalau ketemu Santoso dan anak buahnya ya kita minta untuk menyerah atau ditembak," katanya.


Credit  ANTARA News