Sanksi yang diterapkan Swiss kepada Rusia akan menyebabkan penarikan modal asal Rusia dari negara tersebut. “Uang Rusia, yang tadinya telah ditarik keluar dari Rusia, mulai kembali dengan menggunakan skema 'back-to-back', yaitu ketika bank memberikan kredit menggunakan uang Anda sebagai jaminan dan Anda mendapat uang yang kemudian diinvestasikan di Rusia,” terang Maksim Kosarev dari Kosarev and Partners.

Berdasarkan data resmi dari Badan Statistik Negara Rusia, dalam daftar investor asing terbesar di Rusia, pada akhir kuartal pertama 2014 posisi tiga besar diduduki oleh Siprus (2,9 miliar dolar AS), Luksemburg (1,9 miliar dolar AS), dan Kepulauan Virgin Britania Raya (1,05 miliar dolar AS).
Sebelumnya, pemerintah Swiss telah menetapkan keputusan untuk memberlakukan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan dan pejabat Rusia, serta mendukung paket sanksi larangan ekonomi yang ditujukan kepada Rusia oleh Uni Eropa.
Pengaruh Terhadap Pasar
Berdasarkan keputusan resmi yang diambil oleh Swiss, lima bank milik negara dan enam perusahaan asal Rusia dilarang mendapatkan pembiayaan (kredit) dengan tenggat waktu lebih dari 30 hari. Selain itu, ada 24 orang individu dan badan hukum yang juga masuk dalam daftar hitam. Mereka dilarang memiliki hubungan bisnis yang baru dengan perusahaan-perusahaan Swiss. Ekspor produk teknologi militer asal Swiss di Rusia pun telah dilarang.
Dalam pengumuman tersebut, tidak disebutkan mengenai perusahaan atau obyek perorangan yang terkena larangan tersebut, namun daftar hitam itu sudah dipublikasikan oleh Uni Eropa. Swiss akhirnya ikut bergabung untuk menerapkan sanksi itu.

Secara khusus, pada September lalu, Brussel secara bersamaan dengan AS mengumumkan daftar sanksi bagi perusahaan bisnis pertahanan dan pejabat pemerintah Rusia. Adapun Presiden Council of States Swiss Hannes Germann mengatakan dalam wawancaranya bersama koran Swiss BASLER ZEITUNG bahwa keputusan Dewan Federasi bidang sanksi internasional terkait Rusia belum pernah disepakati dengan keputusan parlemen.
Bank-bank besar milik negara Rusia seperti Sberbank, VTB, Gazprombank, Vneshekonombank, dan Rosselkhozbank; tiga perusahaan migas yakni Rosneft, Gazpromneft, dan Transneft;  serta sejumlah perusahaan bidang pertahanan dan individu lain telah masuk dalam daftar hitam Eropa. Semua obyek hukum tersebut tidak bisa mendapatkan pendanaan dengan tenggat waktu lebih dari 30 hari.
Sanksi-sanksi Penting
“Setiap pengerasan sanksi yang telah ada, tidak diragukan lagi, akan berdampak buruk kepada pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, saat ini terdapat sejumlah besar larangan, terutama penutupan pasar utang, yang telah diberlakukan,” kata Sergey Khestanov, Dosen Fakultas Keuangan dan Perbankan RANEPA. Oleh karena itu, Khestanov mengatakan bahwa pengerasan sanksi ke depannya tidak akan lagi memberikan dampak signifikan bagi perekonomian Rusia.
Sementara, analis utama UFS IC Aleksey Kozlov menilai bergabungnya Swiss dalam pemberian sanksi tersebut menunjukan hilangnya netralitas Swiss. “Hal itu dapat membawa masalah, terutama bagi Swiss sendiri,” kata Kozlov.
Berdasarkan data dari Wall Street Journal, pada Agustus lalu Swiss juga telah menolak produsen bahan pangan negara-negara Uni Eropa untuk melakukan pengiriman ke pasar Rusia melalui wilayahnya. Bahan pangan tersebut berupa buah-buahan, sayur-mayur, dan produk pangan lain.

Sebagai jawaban, Presiden Rusia Vladimir Putin berencana untuk tidak hadir dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss pada 2015 nanti. Hal tersebut ditulis oleh Bloomberg, mengacu pada pernyataan Juru Bicara Presiden Rusia Dmitry Peskov. Bank-bank terbesar milik negara Rusia yang masuk dalam daftar sanksi Swiss, yaitu VTB dan Sberbank, tetap menjadi mitra strategis forum ekonomi tersebut, yang setiap tahunnya menyumbang konstribusi sebesar 622 ribu dolar AS.