Rabu, 17 Desember 2014

Presiden Jokowi Patroli dengan Pesawat Boeing Intai TNI AU


Presiden Jokowi Patroli dengan Pesawat Boeing Intai TNI AUpuspen TNI/wahyu aji

CB, JAKARTA Presiden Joko Widodo ikut terbang dalam Operasi Pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia TNI AU dengan sandi Operasi Lintas Sakti dan Operasi Garda Wibawa 2014 pada Senin (15/12/2014).
Penerbangan patroli pengintaian maritim ini menyapu perairan Selat Makassar hingga wilayah Ambalat dengan menggunakan pesawat Boeing 737 intai strategis Skadron Udara 5 TNI AU dengan nomer ekor AI-7303.
Presiden dan rombongan ikut dalam pesawat dengan captain pilot Letkol Pnb Yoyon Kuscahyono dan Kol Pnb Tamsil Malik sebagai Mission Commander menelusuri perairan selat Makasar hingga wilayah Ambalat. Berangkat dari Banjarmasin dan mendarat di Tarakan selama kurang lebih 2 jam pada ketinggian 23.000 ft.
Selama penerbangan Presiden Jokowi ikut mengamati jalannya operasi dan melihat kemampuan pesawat Boeing 737 intai TNI AU menintai kapal-kapal sepanjang selat Makasar hingga Ambalat.
"Mission Commander menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan operasi mulai dari Perintah Operasi komando atas dengan penerimaan data intelijen awal yang berasal dari berbagai sumber, seperti Mabes TNI, Koopsau I/II, Armada Timur/Barat, Kementerian Kemaritiman, Bakamla, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta data dari instansi terkait lainnya," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, Rabu (17/12/2014).
Menurutnya, selama penerbangan dilaksanakan pengamatan dan pengintaian serta identifikasi target dengan menggunakan mission system yang terpasang di pesawat.
Hasil perekaman target yang dicurigai serta telah teridentifikasi, dapat dikirim secara langsung ke Puskodal Koopsau ataupun kepada unsur laut yang sedang beroperasi dengan menggunakan data link. Hasil operasi yang diterima secara real time dapat dianalisis secara langsung untuk dilakukan tindakan yang diperlukan.
"Presiden sangat terkesan pada kegiatan operasi udara maritim yang diikutinya. Beliau juga mengapresiasi kemampuan TNI AU melaksanakan operasi pengintaian maritim terhadap seluruh wilayah perairan yuridiksi NKRI, dari alur laut kepulauan sampai dengan ZEE serta wilayah-wilayah laut dan udara yang berbatasan dengan negara tetangga," kata Hadi.
Operasi pengintaian maritim TNI AU selain dilakukan untuk pengamanan wilayah yurisdiksi nasional, juga dilaksanakan untuk mendukung pemberantasan tindakan kejahatan dan pencurian di perairan Indonesia. Seperti kejahatan illegal fishing yang dilakukan oleh ribuan kapal asing di wilayah perairan Indonesia secara illegal.
Data Badan Pemeriksa Keuangan (2013) menyebutkan, bahwa potensi pendapatan sektor perikanan laut kita mencapai Rp 365 triliun per tahun. Sementara, menurut hitungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (2011), akibat illegal fishing maka pendapatan negara dari sector perikanan laut hanya berkisar Rp 65 triliun per tahun.
Presiden mengetahui bahwa hasil operasi pesawat Boeing 737 Intai Skadron Udara 5 pada tanggal 8 Desember 2014, berhasil membantu mengungkap bukti kegiatan illegal fishing di perairan laut Arafuru.
Ratusan triliun rupiah potensi devisa negara hilang setiap tahunnya, padahal bila dikelola dengan baik nilai tersebut bisa digunakan untuk mendukung pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat, termasuk memperkuat upaya pengamanan perairan dan udara dengan melengkapi alutsista baru berupa pesawat intai yang handal, pesawat tanpa awak maupun pesawat penindak pelaku-pelaku kejahatan pencurian ikan, disamping meningkatkan kewibawaan kita sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Kehadiran Presiden Joko Widodo dalam kegiatan operasi tersebut menjadi pendorong semangat bagi Skadron Udara 5 yang bermarkas di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar dalam menjalankan tugasnya melaksanakan pengintaian udara strategis dan melaksanakan pengawasan/pengamatan ZEE di jalur lintas laut damai di seluruh wilayah perairan Indonesia.
Presiden menunjukkan betapa pemerintah sangat serius dengan doktrin Indonesia sebagai poros maritim dunia, sebagai kekuatan maritime di antara dua samudra. Kehadiran beliau sebagai bukti konkret kepemimpinan yang hadir ditengah anak buah dengan memberi teladan, mengawasi dan memberi semangat.
TNI Angkatan Udara dengan kemampuan kekuatan dirgantara selalu mendukung doktrin Indonesia Poros Maritim Dunia.


Credit TRIBUNNEWS.COM