Misi Rosetta membuktikan bahwa kandungan
air yang ada di Bumi ternyata bukan berasal dari komet, melainkan
asteroid (Reuters/ESA)
Banyak ilmuwan yang menganggap bahwa air yang ada di Bumi adalah hasil dari komet yang terjatuh, lalu mencair. Tapi misi Rosetta membuktikan bahwa teori itu salah.
Komet 67P/Churyumov/Gerasimenko yang menjadi target penelitian dari misi Rosetta tersebut ternyata mengandung banyak pecahan hidrogen ketimbang air yang ada di Bumi.
Beberapa molekul air pada Komet 67P/C-G memiliki hidrogen yang berlebih, yang bernama deuterium. Deuterium menggantikan salah satu atom hidrogen yang mampu menciptakan air dalam skala besar.
Para peneliti meyakini, Bumi adalah planet yang kering saat awal terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu dan air yang sekarang membentuk lautan itu baru ada sekitar 3,8 miliar tahun silam yang diduga akibat masa 'pengeboman' oleh benda asing dari luar angkasa.
Komet yang bentuknya seperti bola salju berdebu dulunya dipercaya menjadi salah satu penyebabnya.
Sehingga, para ilmuwan sempat mencoret komet dari daftar kemungkinan pengungkapan sejarah terbentuknya Bumi.
Kemudian di tahun 2011 lalu, sebuah tim peneliti menggunakan observatori Herschel Space milik ESA yang memiliki teleskop infra merah, untuk mengamati uap air komet Hartley 2 dan menemukan sinyal deuterium yang sama persis seperti air Bumi.
Kemudian penelitian dari komet 67P/C-G yang juga masih berasal dari keluarga komet Jupiter, sekarang justru menunjukan kandungan hidrogen di dalam airnya tiga kali lipat lebih berat dibanding air Bumi.
Hal tersebut juga membuktikan kandungan hidrogen pada air komet 67P/C-G lebih berat daripada komet lainnya.
"Namun setelah tiga tahun kemudian saat komet Hartley 2 menunjukan hasil berbeda, kami semua kaget. Tapi hasil sekarang malah mengembalikan dugaan saya yang sebelumnya," lanjutnya.
Credit CNN Indonesia