Jumat, 19 Desember 2014

Amerika Yakin Korea Utara Dibalik Peretasan Sony

Sebelumnya FBI mengatakan Korea Utara tidak terlibat.

Sony Corp
 
 
CB - Badan penyelidik resmi Amerika telah melakukan investigasi mendalam terkait penyerangan siber Sony Pictures. Mereka mengaku menemukan bukti adanya keterlibatan Korea Utara dalam aksi peretasan tersebut.

Dilansir melalui New York Times, Kamis 18 Desember 2014, keamanan di Amerika melihat adanya jejak yang mengarah ke jaringan di Korea Utara. Hal inilah yang dianggap sebagian orang sebagai alasan Sony membatalkan perilisan film 'The Interview'.

Sebelumnya Sony juga telah mengatakan tidak akan melempar film 'The Interview' ke pasar hiburan dunia. Sony mengaku sudah menghubungi jaringan bioskop ternama untuk menurunkan promo dan tayangan film tersebut.

'The Interview' sendiri merupakan sebuah film yang berkisah tentang dua jurnalis Amerika yang ditugaskan CIA untuk membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Film yang dibuat Sony Pictures Entertainment ini dianggap sebagai ancaman bagi Korea Utara. Dalam aksi peretasan itu, hacker juga meminta agar Sony membatalan penayangan film tersebut.

Dijelaskan NBC News, serangan siber itu memang melibatkan Korea Utara, namun hal tersebut tidak dilakukan langsung dari negara tersebut. Namun badan penyelidik resmi Amerika yakin hacker tersebut melakukan aksi itu berdasarkan perintah dari pihak resmi Korea Utara.

"Kami menemukan ada hubungan aksi (peretasan) tersebut dengan pemerintah Korea Utara," ujar sumber dari pemerintah Amerika.

Meskipun mereka memastikan telah menemukan bukti, namun pihak Gedung Putih mengaku harus hati-hati membuat respons ke publik. Bisa jadi temuan itu akan membuat situasi menjadi lebih 'panas' lagi.

ABC News
memberitakan Presiden Barack Obama memiliki perhatian khusus terhadap kasus ini. Namun begitu, kata dia, warga tidak perlu takut  pergi ke bioskop hanya karena hal ini.

"Serangan siber ini cukup serius. Kami sedang melakukan investigasi terkait ini. Kami anggap ini sebagai sesuatu yang serius," kata Obama.

Dalam laporan ABC News, Amerika juga mempercayai adanya keterlibatan Biro 121 di belakang aksi penyerangan ini. Biro 121 merupakan grup hacker resmi Korea Utara yang sangat hebat dan canggih.

"Seranganini dilancarkan dengan melibatkan beberapa komputer yang telah terinfeksi virus, yang tersebar di beberapa lokasi di luar negeri, termasuk komputer di Singapura, Thailand, Itali, Bolivia, Polandia dan Siprus," ujar biro investigasi Amerika.

Temuan ini cukup mengejutkan. Pasalnya, sebelumnya, FBI mengatakan jika tidak ada kontribusi dari Korea Utara sama sekali dalam serangan ini.


Credit VIVAnews