MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pengembangan sistem senjata hipersonik canggih adalah tanggapan terhadap upaya Amerika Serikat (AS) untuk membangun perisai rudal global.
Pernyataan itu disampaikan setelah pidato State of the Nation, di mana ia memuji keberhasilan sistem senjata berkemampuan nuklir yang pertama kalinya diungkapkan setahun lalu dalam pidato tahunan terakhirnya. Sistem senjata itu termasuk Avangard, rudal hipersonik yang mampu melancarkan serangan dengan kecepatan hingga Mach 20 atau 20 kali kecepatan suara.
Putin mengatakan pencapaian seperti itu sangat setara dengan peluncuran satelit pertama buatan Moskow, Sputnik, pada 1957. Peristiwa itu dari sudut pandang keamanan pada waktu itu berarti Uni Soviet memiliki sarana untuk mengirimkan muatan nuklir ke wilayah potensial musuh.
Pernyataan itu disampaikan setelah pidato State of the Nation, di mana ia memuji keberhasilan sistem senjata berkemampuan nuklir yang pertama kalinya diungkapkan setahun lalu dalam pidato tahunan terakhirnya. Sistem senjata itu termasuk Avangard, rudal hipersonik yang mampu melancarkan serangan dengan kecepatan hingga Mach 20 atau 20 kali kecepatan suara.
Putin mengatakan pencapaian seperti itu sangat setara dengan peluncuran satelit pertama buatan Moskow, Sputnik, pada 1957. Peristiwa itu dari sudut pandang keamanan pada waktu itu berarti Uni Soviet memiliki sarana untuk mengirimkan muatan nuklir ke wilayah potensial musuh.
Putin
mengatakan pencapaian seperti itu "sangat setara" dengan peluncuran
satelit buatan pertama buatan Moskow, Sputnik, pada tahun 1957.
"Dari sudut pandang keamanan pada periode waktu itu, berarti bahwa Uni Soviet memiliki sarana untuk mengirimkan muatan nuklir ke wilayah musuh potensial — ini adalah rudal balistik," kata Putin.
"Tetapi melawan rudal balistik, teman-teman Amerika kami datang dengan pertahanan rudal. Karena itu, kita perlu memberikan jawaban yang memadai atau asimetris, tetapi serius. Jawaban macam apa yang dapat dianggap seperti itu? Ini adalah the Avangard," tambah Putin seperti dilansir dari Newsweek, Kamis (21/2/2019).
Pada kesempatan itu, Putin juga mengatakan Rusia telah meluncurkan produksi serial sistem Avangard dan resimen pertama Pasukan Rudal Strategis yang akan dilengkapi dengan Avangard pada akhir tahun ini.
"Dari sudut pandang keamanan pada periode waktu itu, berarti bahwa Uni Soviet memiliki sarana untuk mengirimkan muatan nuklir ke wilayah musuh potensial — ini adalah rudal balistik," kata Putin.
"Tetapi melawan rudal balistik, teman-teman Amerika kami datang dengan pertahanan rudal. Karena itu, kita perlu memberikan jawaban yang memadai atau asimetris, tetapi serius. Jawaban macam apa yang dapat dianggap seperti itu? Ini adalah the Avangard," tambah Putin seperti dilansir dari Newsweek, Kamis (21/2/2019).
Pada kesempatan itu, Putin juga mengatakan Rusia telah meluncurkan produksi serial sistem Avangard dan resimen pertama Pasukan Rudal Strategis yang akan dilengkapi dengan Avangard pada akhir tahun ini.
Menteri
Pertahanan Rusia Sergei Shoigu kemudian menyampaikan bahwa persiapan
infrastruktur rudal di wilayah Orenburg untuk penempatan resimen pertama
dengan kompleks Avangard sudah berjalan lancar.
Putin dan Shoigu juga memberi tahu para wartawan tentang perkembangan senjata canggih lainnya yang sedang dikembangkan oleh Rusia, termasuk rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat, rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal, drone bawah air Poseidon, sistem laser tempur Peresvet dan rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik.
Putin juga mengkonfirmasi laporan pengujian yang sedang dilakukan untuk rudal jelajah anti-kapal hipersonik T3M22 Tsirkon.
Putin dan Shoigu juga memberi tahu para wartawan tentang perkembangan senjata canggih lainnya yang sedang dikembangkan oleh Rusia, termasuk rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat, rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal, drone bawah air Poseidon, sistem laser tempur Peresvet dan rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik.
Putin juga mengkonfirmasi laporan pengujian yang sedang dilakukan untuk rudal jelajah anti-kapal hipersonik T3M22 Tsirkon.
Credit sindonews.com