Pembelian pesawat Sukhoi dari Rusia juga tidak akan dibayar tunai.
CB,
JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan,
Wiranto, mengatakan, pada kunjungannya ke Rusia beberapa waktu lalu,
terdapat pembicaraan soal pengadaan alat utama sistem persenjataan
(alutsista). Salah satunya mengenai penjadwalan ulang jangka waktu
pembelian Sukhoi SU-35.
"Disinggung
sedikit mengenai masalah pembelian Sukhoi dengan suatu penjadwalan
ulang tentang jangka waktunya," jelas Wiranto saat ditemui wartawan di
kantornya di Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (19/2).
Selain
soal penjadwalan ulang terkait jangka waktu pembelian alutsista buatan
negeri tirai besi itu, pembahasan juga dilakukan mengenai sistem
pembayarannya. Wiranto menjelaskan, jika sebelumnya sistem pembayaran
pembelian Sukhoi SU-35 itu menggunakan uang tunai, kini pemerintah
Indonesia mengajukan adanya imbal dagang sebagian.
"Yang tadinya kita
cash, kita ajukan adanya imbal dagang sebagian. Mereka setuju
kok, tinggal masalah teknis saja," ungkap dia.
Sebelumnya,
perundingan untuk membeli 11 pesawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia
telah selesai dan kontraknya ditandatangani kedua belah pihak pada
Februari 2018. Akhir 2018 lalu, Duta Besar Rusia untuk Indonesia
Lyudmila Vorobieva mengatakan, ada beberapa masalah teknis yang menjadi
kendala, namun kedua belah pihak sepakat hal itu dapat diselesaikan pada
2019.
Ketika itu, Dubes Vorobieva juga meminta Indonesia
untuk menunggu proses produksi pesawat Sukhoi SU-35. Sebelumnya,
Indonesia telah menandatangani kontrak perundingan pembelian pesawat
tempur Sukhoi-35 dengan Rusia.