Jumat, 22 Februari 2019

Iran Klaim Retas dan Kendalikan 8 Drone AS, Ini Bukti Videonya


Iran Klaim Retas dan Kendalikan 8 Drone AS, Ini Bukti Videonya
Cuplikan video yang diklaim sebagai drone Amerika Serikat yang dikendalikan Iran. Foto/Fars News

TEHERAN - Seorang komandan senior Iran mengklaim negaranya telah berhasil mengendalikan sekitar delapan pesawat nirawak atau drone Amerika Serikat (AS). Sebagai bukti klaim itu, Teheran telah merilis beberapa rekaman yang diduga diambil dari kamera drone.

"Tujuh hingga delapan pesawat tanpa awak yang melakukan penerbangan konstan ke Suriah dan Irak dibawa di bawah kendali kami dan intelijen mereka dipantau oleh kami dan kami bisa mendapatkan tangan intelijen pertama mereka," kata komandan Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, seperti dikutip Fars, Jumat (22/2/2019).

Jenderal itu membanggakan kekuatan militer Iran. Media Iran tersebut ikut merilis sebuah video, yang disebutnya "salah satu dari banyak bukti yang mendukung pernyataan Jenderal Hajizadeh".

Video berdurasi tiga menit itu memperlihatkan rekaman yang tampaknya diambil pada beberapa kesempatan berbeda dengan pesawat, yang kemungkinan drone AS. Setengah dari itu tampaknya menunjukkan satu episode, di mana drone MQ-9 Reaper bersenjata jatuh ke tanah setelah operatornya diduga kehilangan kendali. Drone tersebut kemudian ditampilkan hancur di tanah oleh serangan udara.

Iran dikenal karena rekornya mengganggu misi pesawat tak berawak AS selama bertahun-tahun. Misi yang paling terkenal adalah ketika memaksa pesawat pengintai RQ-170 mendarat pada 2011, dengan kondisi hampir utuh.

Video bergambar penghancuran drone MQ-9 Reaper kemungkinan tidak terjadi di Suriah pada tahun 2016. Angkatan Udara AS melaporkan telah menghancurkan salah satu drone serangannya setelah jatuh karena sebab yang tidak diungkapkan, yang bukan merupakan tembakan musuh.

Ketika ditanya oleh Russia Today tentang klaim Iran, juru bicara Pentagon, Komandan Rebecca Rebarich, mengatakan; "Kami mengetahui laporan itu dan tidak ada yang perlu ditambahkan."







Credit  sindonews.com