ISIS bertahan di kantong terakhir mereka di Baghouz. (Foto: Fadel SENNA / AFP)
Jakarta, CB -- Sekitar 200 keluarga disebut PBB terjebak di sebuah kawasan di Suriah yang dikuasai ISIS.
Menurut Kepala Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet, pasukan ISIS
menghentikan usaha melarikan diri yang dilakukan para warga sipil.
Bachelet menyerukan agar diberikan jalan yang aman bagi keluarga-keluarga tersebut.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh Amerika sudah berada di posisi siap mengalahkan ISIS yang masih bertahan di kantong terakhir mereka di desa Baghouz di timur Suriah. Diperkirakan ratusan anggota ISIS dan sekitar 2,000 warga sipil berada di bawah kepungan.
"Banyak keluarga terancam serangan udara dan darat yang dilakukan pasukan Koalisi pimpinan AS dan para sekutu SDF di darat," kata Bachelet dilansir dari Reuters.
Bachelet menyerukan agar diberikan jalan yang aman bagi keluarga-keluarga tersebut.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh Amerika sudah berada di posisi siap mengalahkan ISIS yang masih bertahan di kantong terakhir mereka di desa Baghouz di timur Suriah. Diperkirakan ratusan anggota ISIS dan sekitar 2,000 warga sipil berada di bawah kepungan.
"Banyak keluarga terancam serangan udara dan darat yang dilakukan pasukan Koalisi pimpinan AS dan para sekutu SDF di darat," kata Bachelet dilansir dari Reuters.
"Kami paham bahwa ISIS tampaknya mencegah sebagian, atau kalau tidak, semuanya untuk melarikan diri. Jadi besar potensi kejahatan perang yang dilakukan ISIS," ujar Rupert Colville selaku juru bicara Bachelet.
Berdasar hukum internasional, SDF yang menyerang ISIS berkewajiban untuk mengambil langkah apapun yang diperlukan untuk mencegah warga sipil bercampur dengan anggota IS.
Di barat laut Suriah, pasukan pemerintah Suriah beserta sekutu mereka telah mengintensifkan kampanya pemboman di Idlib dan daerah sekitar dalam beberapa minggu terakhir. Ditambah lagi, menurut Bachelet, terjadi serangan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang menewaskan warga sipil.
Pada Senin (18/2) dua bom meledak di pusat kota Idlib yang dikuasai oleh pemberontak. Petugas medis dan saksi mata melaporkan setidaknya 15 orang meninggal dunia, dan melukai sejumlah lainnya.
Bachelet menyebutkan, jumlah korban tewas dari insiden bom kembar itu berkembang menjadi 16 orang, sementara 70 orang lain luka-luka.
Di kesempatan yang sama, Bachelet juga mengungkapkan keprihatinan atas 20,000 orang yang meloloskan diri dari berbagai kawasan yang dikuasai ISIS belakangan ini. Mereka ditampung di kamp-kamp sementara yang masih didominasi oleh kelompok-kelompok bersenjata Kurdi, termasuk SDF, yang dilaporkan mencegah para pengungsi meninggalkan kamp.
"Perhatian khusus harus diberikan pada warga sipil, dan jika memungkinkan mereka harus diperlakukan dengan manusiawi dan diizinkan untuk meninggalkan kamp. Tidak seharusnya mereka ditahan, kecuali bila dicurigai melakukan kejahatan tertentu," ucap Colville.
Credit cnnindonesia.com