CB, Beijing – Jumlah akuisisi oleh perusahaan Cina di Amerika Serikat anjlok hingga 95 persen pada 2018 dari puncaknya dua tahun lalu akibat perang dagang antara kedua negara.
Jumlah pembelian saham perusahaan AS oleh perusahaan Cina turun ke angka US$3 miliar atau sekitar Rp42 triliun.
Angka ini terus turun dari puncak jumlah akusisi yang mencapai US$55.3 miliar atau sekitar Rp777 triliun pada 2016. Perusahaan riset global Mergermarket melansir, jumlah akuisisi dan merger merosot menjadi US$8.7 miliar atau sekitar Rp122 triliun pada 2017.
Tren
ini berkebalikan dengan kenaikan 11.5 persen menjadi US$3.53 triliun
atau sekitar Rp50 ribu triliun untuk merger dan akuisisi global.
Sedangkan di kawasan Asia Pasifik, tren merger dan akuisisi justru melonjak 52.4 persen menjadi US$160 miliar atau sekitar Rp2.300 triliun pada 2018.
Di Eropa, tren merger dan akuisisi oleh perusahaan Cina juga naik sebesar 81.7 persen menjadi US$60.4 miliar atau sekitar Rp848 triliun.
Pada Mei 2018, perusahaan BUMN Cina yaitu China Three Gorges, mengumumkan pembelian 76.7 persen saham di perusahaan pembangkit listrik Portugal yaitu Energias de Portugal SA.
Saat ini, kesepakatan bisnis ini masih menunggu persetujuan dari otoritas setempat dan disebut menempati posisi kelima akuisisi saham terbesar dengan nilai sekitar US$10.8 miliar atau sekitar Rp152 triliun.
“Meningkatnya ketegangan perdagangan, instabilitas politik dan meningkatnya pengetatan peraturan berdampak pada jumlah kesepakatan bisnis yang menurun pada tahun kemarin,” kata Elizabeth Lim, editor dari Mergermarket, seperti dilansir Kamis, 10 Januari 2019.
Seperti dilansir Reuters,
pemerintah AS dan Cina terlibat dalam konflik dagang sejak Juli 2018
dengan menaikkan tarif impor dari masing-masing negara. Saat ini
keduanya sedang bernegosiasi untuk menghentikan perang tarif ini dan
membuka kembali kegiatan ekspor impor seperti sebelumnya.
Sejumlah perusahaan besar Cina yang melakukan akuisisi di AS seperti HNA dan Anbang, telah menarik diri sejak 2016. Ini terjadi setelah pemerintah Cina membatasi jumlah modal yang keluar untuk mendorong pertumbuhan domestik.
Pada
saat yang sama, pemerintah AS memperketat proses akuisisi oleh
perusahaan Cina sehingga semakin menekan jumlah akuisisinya.
Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, telah meningkatkan tekanan untuk
mengurangi investasi perusahaan Cina di sana.
Pada Agustus 2018, Kongres AS mengesahkan undang-undang yang memperkuat lembaga Komite Investasi Asing di AS dalam mencermati akuisisi perusahaan oleh investor asal Cina.
Salah satu akuisisi oleh perusahaan Ant Financial, yang terafiliasi dengan Alibaba Group, untuk membeli perusahaan pembayaran MoneyGram di AS batal terjadi. Ini karena ada kekhawatiran data personil militer Amerika bakal bocor akibat akuisisi ini. Perusahaan itu akhirnya mencoba melakukan akuisisi di WorldFirst di Inggris.
Angka ini terus turun dari puncak jumlah akusisi yang mencapai US$55.3 miliar atau sekitar Rp777 triliun pada 2016. Perusahaan riset global Mergermarket melansir, jumlah akuisisi dan merger merosot menjadi US$8.7 miliar atau sekitar Rp122 triliun pada 2017.
Sedangkan di kawasan Asia Pasifik, tren merger dan akuisisi justru melonjak 52.4 persen menjadi US$160 miliar atau sekitar Rp2.300 triliun pada 2018.
Di Eropa, tren merger dan akuisisi oleh perusahaan Cina juga naik sebesar 81.7 persen menjadi US$60.4 miliar atau sekitar Rp848 triliun.
Saat ini, kesepakatan bisnis ini masih menunggu persetujuan dari otoritas setempat dan disebut menempati posisi kelima akuisisi saham terbesar dengan nilai sekitar US$10.8 miliar atau sekitar Rp152 triliun.
“Meningkatnya ketegangan perdagangan, instabilitas politik dan meningkatnya pengetatan peraturan berdampak pada jumlah kesepakatan bisnis yang menurun pada tahun kemarin,” kata Elizabeth Lim, editor dari Mergermarket, seperti dilansir Kamis, 10 Januari 2019.
Sejumlah perusahaan besar Cina yang melakukan akuisisi di AS seperti HNA dan Anbang, telah menarik diri sejak 2016. Ini terjadi setelah pemerintah Cina membatasi jumlah modal yang keluar untuk mendorong pertumbuhan domestik.
Pada Agustus 2018, Kongres AS mengesahkan undang-undang yang memperkuat lembaga Komite Investasi Asing di AS dalam mencermati akuisisi perusahaan oleh investor asal Cina.
Salah satu akuisisi oleh perusahaan Ant Financial, yang terafiliasi dengan Alibaba Group, untuk membeli perusahaan pembayaran MoneyGram di AS batal terjadi. Ini karena ada kekhawatiran data personil militer Amerika bakal bocor akibat akuisisi ini. Perusahaan itu akhirnya mencoba melakukan akuisisi di WorldFirst di Inggris.
Credit tempo.co