CB, Jakarta - Secret Service mengungkapkan bahwa mereka berhasil melacak upaya pembunuhan Presiden Donald Trump saat kunjungan ke Filipina pada 2017.
Dilansir dari Sputniknews, 15 Oktober 2018, US Secret Service, sebuah lembaga yang ditugaskan menjaga keamanan pribadi presiden AS, telah menggagalkan upaya pembunuhan terhadap Donald Trump selama kunjungan ke Manila, Filipina, untuk menghadiri KTT ASEAN pada 13 November 2017.
Pengungkapan ini berdasarkan film dokumenter National Geographic yang disiarkan Minggu 14 Oktober.
Menurut film tersebut, beberapa hari sebelum KTT ASEAN, keamanan
Manila ditingkatkan menjadi "tingkat ancaman kritis" karena ancaman yang
dikaitkan dengan teroris ISIS.
Pengamanan Secret service pada Donald Trump. politico.com
Video-video yang dirilis oleh ISIS mendesak para penyerang untuk menunggu dan menyergap presiden ketika dia mengunjungi Filipina.
Donald Trump, yang diberi kode nama "Mogul", siap untuk berangkat ke Manila, sementara Secret Service menyisir media sosial untuk mencari indikasi kemungkinan penyerangan dan mereka menemukan satu unggahan di Twitter.
"Akan berada di Manila pada waktu yang sama dengan Trump […] Saya akan mengambil satu untuk tim," kata tweet itu, disertai dengan foto Lee Harvey Oswald, seorang yang dituduh membunuh Presiden AS John F. Kennedy.
Menurut NatGeo, Secret Service menggunakan perangkat lunak khusus untuk mengacak unggahan media sosial, yang dapat melacak unggahan media sosial lebih cepat dari pada kemampuan manusia.
Ekspresi wajah Presiden AS Donald Trump saat berhasil bersalaman ala ASEAN dengan sejumlah kepala negara dalam pembukaan KTT ASEAN di Manila, Filipina, 13 November 2017. REUTERS/Jonathan Ernst
US Sercret Service dilaporkan melihat akun Instagram pelaku, di mana mereka menemukan gambar buku berjudul How to Kill: The Definitive History of the Assassin, yang berisi cara untuk membunuh.
Berdasarkan dua petunjuk ini, Secret Service cukup untuk menetapkan ancaman yang kredibel, dan melacak komputer pemilik dan menemukannya di Manila, hanya beberapa kilometer jauhnya dari hotel di mana presiden direncanakan menginap.
Secret Service tidak tahu tentang lokasi tepat pemilik komputer sekitar 20 menit sebelum peluncuran Air Force One di Manila.
Setelah pendaratan Donald Trump, dalam hitungan menit, para agen melacak tersangka ke Luneta Park, satu kilometer dari hotel tempat Trump dijadwalkan untuk menginap. Dengan bantuan kepolisian Filipina, Secret Service menyisir taman dan menangkap tersangka sebelum melakukan pembunuhan terhadap Donald Trump.
Dilansir dari Sputniknews, 15 Oktober 2018, US Secret Service, sebuah lembaga yang ditugaskan menjaga keamanan pribadi presiden AS, telah menggagalkan upaya pembunuhan terhadap Donald Trump selama kunjungan ke Manila, Filipina, untuk menghadiri KTT ASEAN pada 13 November 2017.
Pengungkapan ini berdasarkan film dokumenter National Geographic yang disiarkan Minggu 14 Oktober.
Pengamanan Secret service pada Donald Trump. politico.com
Video-video yang dirilis oleh ISIS mendesak para penyerang untuk menunggu dan menyergap presiden ketika dia mengunjungi Filipina.
Donald Trump, yang diberi kode nama "Mogul", siap untuk berangkat ke Manila, sementara Secret Service menyisir media sosial untuk mencari indikasi kemungkinan penyerangan dan mereka menemukan satu unggahan di Twitter.
"Akan berada di Manila pada waktu yang sama dengan Trump […] Saya akan mengambil satu untuk tim," kata tweet itu, disertai dengan foto Lee Harvey Oswald, seorang yang dituduh membunuh Presiden AS John F. Kennedy.
Menurut NatGeo, Secret Service menggunakan perangkat lunak khusus untuk mengacak unggahan media sosial, yang dapat melacak unggahan media sosial lebih cepat dari pada kemampuan manusia.
Ekspresi wajah Presiden AS Donald Trump saat berhasil bersalaman ala ASEAN dengan sejumlah kepala negara dalam pembukaan KTT ASEAN di Manila, Filipina, 13 November 2017. REUTERS/Jonathan Ernst
US Sercret Service dilaporkan melihat akun Instagram pelaku, di mana mereka menemukan gambar buku berjudul How to Kill: The Definitive History of the Assassin, yang berisi cara untuk membunuh.
Berdasarkan dua petunjuk ini, Secret Service cukup untuk menetapkan ancaman yang kredibel, dan melacak komputer pemilik dan menemukannya di Manila, hanya beberapa kilometer jauhnya dari hotel di mana presiden direncanakan menginap.
Secret Service tidak tahu tentang lokasi tepat pemilik komputer sekitar 20 menit sebelum peluncuran Air Force One di Manila.
Setelah pendaratan Donald Trump, dalam hitungan menit, para agen melacak tersangka ke Luneta Park, satu kilometer dari hotel tempat Trump dijadwalkan untuk menginap. Dengan bantuan kepolisian Filipina, Secret Service menyisir taman dan menangkap tersangka sebelum melakukan pembunuhan terhadap Donald Trump.
Credit tempo.co