Negara-negara Eropa berusaha agar perjanjian nuklir dengan Iran tetap berjalan
CB, DUBAI -- Teheran mengatakan negara-negara Eropa hendaknya mengambil
tindakan jika mereka ingin menyelamatkan perjanjian nuklir Iran setelah
Amerika Serikat (AS) mundur dari perjanjian tersebut. Hal ini
disampaikan Iran saat kunjungan seorang menteri junior Inggris pada
Sabtu (1/9).
"Sudah saatnya bagi negara-negara Eropa untuk bertindak selain menyuarakan komitmen politik mereka," kata kantor berita negara
IRNA mengutip Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif kepada wartawan.
"Langkah-langkah
ini mungkin mahal, tapi jika negara-negara ingin menuai
keuntungan-keuntungan dan jika mereka yakin perjanjian nuklir itu
merupakan pencapaian internasional, mereka hendaknya siap menjaga
prestasi-prestasi ini," kata Zarif seperti dikutip
Reuters.
Inggris
dan negara-negara Eropa yang menandatangani perjanjian itu berusaha
agar persetujuan tersebut tetap berjalan, kendati Presiden Amerika
Serikat Donald Trump memberlakukan kembali sanksi-sanksi atas Teheran.
Menteri
Junior Urusan Luar Negeri Inggris, Alistair Burt, melakukan kunjungan
pertama oleh seorang menteri Inggris sejak Trump mundur dari perjanjian
itu. Sebelumnya ia bertemu dengan Wakil Menlu Iran Abbas Araghchi.
Zarif
mengatakan pembicaraan dengan Burt menyinggung antara lain akses ke
sumber daya perbankan dan penjualan minyak. Iran telah berusaha
mengusahakan komitmen dari para penandatangan perjanjian nuklir dari
Eropa dan memiliki akses ke sistem perbankan Barat serta terus menjual
minyak kendati sanksi-sanksi AS berlaku.
"Sepanjang Iran
memenuhi komitmen berdasarkan perjanjian itu, kami masih berkomitmen
kepadanya karena kami yakin inilah cara terbaik untuk memastikan masa
depan yang aman dan terjamin bagi kawasan," kata Burt dalam pernyataan
sebelum kunjungannya.
Zarif kemudian berbicara melalui
telepon dengan mitranya Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian,
media negara melaporkan. Ditambahkan, mereka membahas hubungan
bilateral, perjanjian nuklir dan perkembangan regional.
Sehari
sebelumnya, Iran membantah telepon dari Le Drian untuk mengadakan
perundingan tentang rencana-rencana nuklir masa depan Teheran,
persenjataan peluru kendali balistiknya dan perannya dalam perang-perang
di Suriah dan Yaman.
Menteri Burt juga diperkirakan akan
membahas kasus-kasus warga negaranya yang memiliki kewarganegaraan ganda
yang ditahan di Iran. Utusan khusus London untuk Suriah Martin Longden,
yang menemani Burt, kemudian bertemu pejabat senior Kemlu Iran Hosein
Jaberi Ansari, kata kantor berita IRNA.
IRNA melaporkan
Longden telah menyampaikan keprihatinan mengenai masa depan Idlib dan
kemungkinan penggunaan senjata kimia di sana. Provinsi Idlib dan
kawasan-kawasan yang mengelilinginya di Suriah merupakan kantung utama
terakhir yang dikuasai para penentang Presiden Suriah Bashar al-Assad,
sekutu dekat Iran. Satu sumber menyatakan kepada
Reuters bahwa Bashar sedang menyiapkan tindakan ofensif untuk merebut provinsi tersebut.