Trump mengaku akan mengungkap rencana perdamaian tiga bulan lagi.
CB,
NEW YORK -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada
Rabu (26/9) dia menginginkan solusi dua negara untuk menyelesaikan
konflik Israel-Palestina. Pemerintah Trump pernah mengatakan akan
mendukung solusi dua negara jika kedua belah pihak menyetujuinya.
Trump, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin
Netanyahu di Majelis Umum PBB, mengaku akan mengungkap rencana
perdamaian dalam dua hingga tiga bulan ke depan. "Saya suka solusi dua
negara. Itulah yang menurut saya paling berhasil. Itu yang saya
rasakan," kata Trump.
Trump mengatakan kesepakatan yang
dibentuk harus adil bagi kedua belah pihak. "Israel mendapat chip
pertama dan itu yang besar," ujar Trump soal langkah AS yang mengakui
Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Netanyahu mengatakan
setiap negara Palestina di masa depan harus didemiliterisasi dan
mengakui Israel sebagai negara orang-orang Yahudi. Namun menurut
Palestina, kondisi ini menandakan Israel tidak tulus dalam proses
perdamaian.
Sekutu AS di dunia Arab adalah pendukung kuat
solusi dua negara. Pada konferensi pers di New York, Rabu, Trump
mengatakan dia akan terbuka untuk solusi satu negara jika hal tersebut
adalah pilihan pihak itu sendiri.
"Jika Israel dan
Palestina menginginkan satu negara, itu tidak masalah bagi saya. Jika
mereka menginginkan dua negara, itu tidak masalah bagi saya. Saya senang
jika mereka bahagia," katanya.
Trump mengaku ingin
memperoleh kesepakatan soal konflik Israel-Palestina sebelum akhir masa
jabatannya pada awal 2021. "Saya tidak ingin melakukannya dalam masa
jabatan kedua saya. Kami akan melakukan hal-hal lain dalam masa jabatan
kedua saya. Saya pikir banyak kemajuan telah dibuat," tambah Trump.
Media
Israel melaporkan Netanyahu mengaku tidak terkejut soal pilihan Trump
terkait solusi dua negara atas perdamaian dengan Palestina. Yerusalem
adalah salah satu masalah utama dalam konflik Israel-Palestina.
Kedua
pihak mengklaimnya sebagai ibu kota masing-masing negara. Langkah Trump
yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel membuat marah
orang-orang Palestina. Sejak saat itu mereka memboikot upaya perdamaian
Washington yang dipimpin oleh menantu dan penasehat Trump, Jared
Kushner.
Palestina ingin mendirikan negara di Tepi Barat
dan Jalur Gaza dan Yerusalem Timur. Israel merebut wilayah-wilayah itu
dalam perang Timur Tengah 1967 dan mencaplok Yerusalem Timur dalam
sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional. Israel menganggap
semua kota sebagai modal abadi dan tak terpisahkan.
"Solusi
dua negara berarti bagi kami adalah memiliki negara Palestina di
perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Ini adalah
satu-satunya cara mencapai perdamaian," kata Nabil Abu Rdainah, juru
bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Rdainah mengatakan
Palestina ingin menyelesaikan semua masalah inti konflik
Israel-Palestina. Menurut resolusi PBB, hal ini meliputi perbatasan,
permukiman, pengungsi, keamanan dan status Yerusalem.
Rdainah,
berbicara di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki. Ia mengatakan Abbas
akan membuat posisi Palestina jelas dalam pidatonya kepada Majelis Umum
PBB pada Kamis.