Presiden Perancis Emmanuel Macron. (REUTERS/Shannon Stapleton)
Dalam sidang umum PBB, Macron memaparkan dia akan menolak kesepakatan perdagangan dengan negara di luar pakta tersebut. Hal ini merupakan 'isyarat' untuk menekan Amerika Serikat.
"Kami tidak akan lagi menandatangani perjanjian komersial dengan yang tidak menghormati kesepakatan iklim Paris," kata Macron kepada Majelis Umum PBB tanpa secara eksplisit menyebutkan penarikan Donald Trump dari pakta tersebut, Selasa (25/9).
Selain mengenaik pakta perubahan iklim Paris, Macron pun membahas tentang pertarungan ketidak setaraan dalam pidatonya. Dia melihat pertarungan ketidaksetaraan menjadi tujuan utama dirinya sebagai kepala G7.
Sebelumnya, popularitas Macron, disebutkan sedang berada pada tingkatan terendah saat ini.
Demikian hasil survey kelompok peneliti lfop yang dipublikasi lewat Journal du Dimanche seperti dikutip dari AFP. Berdasarkan hasl survey itu ada penurunan tingkat kepuasan atas kepresidenan Macron pada bulan ini jika dibandingkan bulan lalu.
Berdasarkan hasil survey terbaru yang dipublikasi pada Minggu (29/3), hanya 29 persen dari responden yang mengaku puas atas kepresidenan Macron bulan ini. Survey lfop itu digelar antara 14-22 September dengan jumlah populasi 1.964 responden.
Sementara itu, membandingkan dengan hasil survey lain yang digelar Kantar Sofres Onepoint yang dipublikasi pada 17 September lalu hanya 19 persen warga Prancis yang menyukai cara pandang Macron.
Sebagian analis meyakini penurunan citra Macron itu langkah politik sang presiden. Selain itu, beberapa skandal selama musim panas lalu cukup mampu mengerdilkan pencapaian Macron sebagai presiden.
Credit cnnindonesia.com